Oleh: Lia Herasusanti
Dalam surat Fussilat ayat 22 menerangkan,
وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَنْ يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَا أَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَٰكِنْ ظَنَنْتُمْ أَنَّ اللَّهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِمَّا تَعْمَلُونَ
"Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan".
"Dirimu yang sebenarnya adalah apa yang kamu lakukan disaat tiada orang yang melihatmu". Begitulah quote yang pernah lewat di beranda. Ya, quote itu mengajak kita memuhasabahi diri, bagaimana kita jika kita sendirian. Apakah kita masih taat dengan tuntunan Allah. Atau kita berani melakukan aktifitas yang menyelisihi aturan-Nya.
Hati-hati jika kita termasuk orang yang biasa melakukan maksiat jika sedang sendiri. Allah tak pernah tidur. Allah akan mengadili apa yang kita lakukan. Dan saksi perbuatan kita tersebut adalah bagian anggota tubuh kita sendiri. Tak perlu orang lain sebagai saksi. Cukup anggota tubuh kita sendiri yang akan membongkar apa yang kita lakukan.
Mu'awiyah bin Haidah berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Kalian akan digiring ke sini (Rasulullah ﷺ mengisyaratkan dengan jarinya ke arah Syam, yakni: Syiria dan sekitarnya), ada yang berjalan kaki, berkendaraan dan ada yang berjalan dalam kondisi terbalik di atas kepala. Kemudian kalian dihadapkan kepada Allah ﷻ, dan di mulut-mulut kalian terdapat sumbatan. Sesungguhnya bagian pertama yang memberi penjelasan tentang diri kalian adalah paha dan telapak tangannya." Kemudian Rasulullah ﷺ membacakan surat Fussilat ayat 22 (HR. Nasa'i, Ahmad dan Hakim)
Jika kabar Rasulullah ﷺ sudah sampai pada kita, masihkah menganggap sendirinya kita berarti aman untuk bermaksiat pada Allah? Ternyata tubuh kita sendiri pun, akan tunduk pada penciptanya. Dan akan membongkar kelicikan yang kita lakukan.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”