Oleh: Ramsa
Dunia maya heboh, netizen terbelalak. Niat hati berpesta pora bersuka ria, apa daya musibah menghadang. Betapa tidak kesenangan dalam pesta pora berganti duka. Kerusuhan melanda Itaewon saat party halloween diadakan. Dikabarkan ada 155 orang yang jadi korban meninggal sob, ngeri deh. Kata kepolisian di negeri gingseng, korban masih bisa bertambah karena masih ada sekitar tiga puluh orang yang kritis di rumah sakit.
Naas banget ya, sedih membayangkan bagaimana perasaan anggota keluarganya. Dipikirnya datang ke pesta hura-hura, senang biar segar lagi. Dengan kostum yang menyerupai hantu dan kawan-kawannya. Tapi tak disangka, eh pulangnya malah jadi jasad, ya bisa jadi beneran jadi hantu sebagaimana dalam kepercayaan orang-orang Korea Selatan.
Dengar-dengar kabar dari beberapa media katanya sih pesta jadi kacau karena aksi saling dorong oleh para pengunjung yang menjadi provokator di dalam kerumunan manusia yang sudah membeludak lalu menyebabkan kepanikan dan kehabisan napas mulai dialami beberapa pengunjung.
Yang masih ada dikit aja kesadarannya akan berusaha lari, menyelamatkan diri, iya enggak? Maka itulah barangkali yang terjadi pada pengunjung bar dan klab yang sedang pesta pora. Pengunjung banyak yang berhamburan lari keluar klab, keluar dari bar, pingin selamatkan nyawa yang satu-satunya tidak bisa dibeli, sebanyak apapun hartamu sob.
Sedih emang sih melihat banyaknya nyawa meregang dari kejadian Itaewon. Tapi mestinya nih kita coba analisa apa latar belakang terjadinya pesta membawa petaka tersebut. Salah satunya karena tradisi Haloween, yang menjadikan orang-orang berkumpul dan hura-hura, senang-senang sambil ngedrug, miras dan maksiat lainnya.
Generasi Hedonis Produk Asli Negara Liberalis
Sedihnya generasi kita di Indonesia banyak juga yang ikut-ikutan sob. Ada yang merayakan Valentine Day, dengan alasan hari kasih sayang, ada yang ikutan budaya prank ada juga tuh yang senang dengan Halloween party. Semua ini tradisi dari orang barat yang bukan Muslim sob, jadi enggak usah ikut-ikutan ya, berbahaya bagi iman kita.
Kenapa ya banyak generasi muda Muslim juga ikut-ikutan alias latah dengan tradisi gak mendidik ala barat? Mungkin jawabannya adalah karena saat ini banyak pemuda di negeri kita sedang terjangkit virus liberalisme atau budaya serba boleh, sehingga dengan enteng nya mengambil kebiasaan yang datang dari luar. Parahnya tanpa ada filter iman dan aturan pendukung. Sehingga semua dilakoni dengan bangga.
Jadilah generasi kita generasi yang hedonis, materialis, generasi rapuh dan malas berpikir. Sukanya enjoy dan kongkow tanpa tujuan berarti. Seolah tidak merasa butuh aturan hidup, apalagi aturan agama, jauh deh. Generasi sasaran empuk pembodohan dan jauh dari visi besar jadi pemimpin peradaban.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”