Oleh: Ramsa Sahara
Bahagia, senang dan sejuta rasa saat jadwal kajian online. Sebab ketika hadiri kajian online ini banyak cerita dan asa yang tersemat. Bersua sahabat surga dari berbagai daerah. Juga bisa menatap wajah teduh sahabat yang jauh di mata dekat di hati.
Sebagaimana malam itu, jam 19.15 peserta sudah banyak yang gabung di ruang zoom. Kajian online bertajuk: "Rasulullah Teladan dalam Kehidupan" yang disuguhkan oleh komunitas Sahabat Surga Cinta Qur'an, kali ini sudah memasuki kajian ke 16.
Menarik apa yang disampaikan oleh ustazah Selia selaku nara sumber pertama, bahwa Rasulullah wajib diteladani dalam akhlak, ibadah hingga kepemimpinannya di Madinah. Beliau adalah Rasul sekaligus bertindak sebagai kepala negara. Beliau memutuskan perkara sesuai syariat, menyelesaiakan sengketa di tengah masyarakat. Maka mengikuti Rasulullah atau ittiba' rasul itu mestilah ittiba' yang haq, gak bisa sebagian-sebagian atau yang dinggap gampang saja.
Jadi apa saja yang Rasulullah ﷺ bawa atau Rasulullah contohkan maka wajib diikuti. Ketika beliau menghukum pezina karena itu kewajiban dari Allah bagi seorang kepala negara. Ketika ada yang membunuh maka ada hukum Qishas yang ditegakkan oleh kepala negara. Jadi keteladanan itu pada semua sisi kehidupan Rasulullah.
Yang seru juga adalah materi dari Mak Ayu, yang bertajuk "Menjadi Ibu Peradaban". Mak Ayu berhasil menyihir perhatian peserta dengan kisah luar biasa para ibu kereen di zamannya masing-masing. Seperti ibunya Shalahuddin al Ayubi yang berani menolak banyak pelamar yang tajir, berkuasa atau anak raja. Beliau dengan tegas memilih seseorang yang bervisi melahirkan generasi Penakluk Al Quds. Dan singkat cerita dengan kesungguhannya, kerja kerasnya lahirlah generasi hasil pendidikan ibu luar biasa sebagaimana Salahuddin al Ayubi atau Saladin. Dengan kemampunnya dan ketakwaannya berhasil mengambil alih Palestina.
Juga kisah heroik ibunda Sultan Mehmed II, yang rela mendidik anaknya hidup tidak bergelimang harta, walau dia adalah putra raja. Dia harus berlatih pedang, berlatih menguasai banyak bahasa asing, tsaqofah dan stategi perang sejak kecil agar kelak bisa menaklukan Bizantium atau Konstantinopel. Terbukti visi besar, komitmen dan perjungan Ibunda Sultan Mehmed II berhasil mewujudkan Muhammad II Menjadi sebaik-baik pemimpin pasukan. Sultan Mehmed atau Muhammad II berhasil mewujudkan bisyarah dari Rasulullah ﷺ. Konstantinopel takluk di bawah pasukannya.
Nah, sebagai muslimah saat ini tugas kita menyiapkan generasi tangguh, pemimpin peradaban gemilang, dengan bekal tsaqofah, ilmu dan skill kehidupan.
Selain materi berbobot juga kuis yang paling ditunggu. Susah-susah gampang dan bertabur hadiah. Alhamdulillah bisa jawab benar juga, dan dapat hadiah insyallah.
Alhamdulillah ala kulli hal bisa hadir dan mendapatkan ilmu yang manfaat. Semoga ukhuwah terjaga dari dunia until jannah. Aamiin.
Jazakillah khairan Bunda Lilik Yani, Mak Ayu, Ust. Selia dan Bunda Neni momod, atas persembahan kajian yang luar biasa. Semoga Allah membalas segala kebaikan dan ilmunya dengan kebaikan dan kemudahan di dunia hingga akhirat. Aamiin.