Type Here to Get Search Results !

APAKAH ALLAH ﷻ AKAN BERHENTI MEMBERI PERINGATAN KARENA MEREKA MENOLAK AYAT-AYAT ALLAH?


Oleh: Noviana Irawaty

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا اَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُّسْرِفِيْنَ
"Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan ayat-ayat (sebagai peringatan) Al-Qur'an kepadamu, karena kamu kaum yang melampaui batas?" (QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 5)


Tafsir Ibnu Katsir

Adapun firman Allah ﷻ:

{أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا أَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُسْرِفِينَ}
Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al-Qur'an kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas? (Az-zukhruf: 5)

Ulam tafsir berselisih pendapat mengenai makna ayat ini. Menurut suatu pendapat, makna ayat ini ialah 'apakah kamu mengira bahwa Kami memaafkan kalian, karenanya Kami tidak mengazab kalian, sedangkan kalian tidak mengerjakan apa yang diperintahkan kepada kalian?' Demikianlah menurut Ibnu Abbas r.a. Abu Saleh, Mujahid, As-Saddi, dan dipilih oleh Ibnu Jarir.

Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al-Qur'an kepadamu? (Az-Zukhruf: 5) Bahwa demi Allah, seandainya Al-Qur’an ini diangkat (dihapus) ketika ditolak oleh permulaan ayat ini, niscaya mereka akan binasa. Tetapi berkat rahmat Allah ﷻ, Dia meneruskan risalah-Nya dan mengulang-ulang penurunannya kepada mereka serta menyeru mereka selama dua puluh tahun atau lebih dari itu menurut apa yang dikehendaki-Nya.

Pendapat yang dikemukakan oleh Qatadah mengandung makna yang lembut sekali. Yang dapat disimpulkan sebagai berikut, bahwa merupakan suatu kelembutan dan rahmat Allah ﷻ kepada makhluk-Nya. Dia tidak pernah berhenti menyeru mereka kepada kebaikan dan kepada ajaran Al-Qur’anul Karim, sekalipun mereka bersifat melampaui batas lagi berpaling darinya.

Bahkan Allah tetap memerintahkan dengan melalui Al-Qur'an kepada orang yang ditakdirkan mendapat hidayah agar Al-Qur'an dijadikan sebagai petunjuk, dan agar hujah (alasan) dapat ditegakkan terhadap orang yang ditakdirkan celaka.

Kemudian Allah ﷻ menghibur hati Nabi-Nya yang sedang menghadapi orang-orang yang mendustakannya dari kalangan kaumnya, seraya memerintahkan kepadanya agar tetap bersabar dalam menghadapi mereka. Hal ini diungkapkan oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya:

{وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِنْ نَبِيٍّ فِي الأوَّلِينَ}
Berapa banyaknya nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. (Az-Zukhruf: 6)

Yakni banyak golongan dari kalangan orang-orang terdahulu.

{وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ نَبِيٍّ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ}
Dan tiada seorang nabi pun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Az-Zukhruf: 7)

Yaitu mereka mendustakan dan memperolok-olokkannya.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.