Type Here to Get Search Results !

DUNIA SELINTAS SINGGAH


Oleh: Desi

Dunia itu bersifat fana, tidak kekal karena mempunyai batas waktu untuk musnah. Sekalipun segala isinya menyilaukan pandangan tetapi keindahannya akan sirna.

Kemolekannya merupakan tipuan yang menyibukkan manusia untuk mengejarnya. Keserakahan menjadikan manusia berlomba meraih menang sesuai ambisinya.

Tak peduli dengan cara apa ia peroleh kesenangan itu. Terkadang menjatuhkan orang lain untuk memuluskan rencananya. Segala trik terbaik dicurahkan meski menyalahi aturan agama.

Tak lagi peduli benar salah, baik buruk dan halal atau haram. Semua akan dikerahkan selama itu bernilai keuntungan baginya. Jika keuntungan sudah berada ditangannya, ia pandang itu sebuah keberhasilan.

Sebenarnya tujuan dunia menimbulkan keresahan, kecemasan, dan kesedihan sebelum apa-apa yang diharapkannya belum tercapai. Pun ketika semua sudah di tangan tidak juga melahirkan ketenangan.

Sebab yang fana baginya lebih utama padahal tidak sempurna. Akhirat yang seharusnya menjadi prioritasnya, ia lupakan. Akhirat begitu jauh dari pandangannya sebab tak nyata terlihat. Dunia bagai surga yang bisa ia nikmati saat ini juga maka sangat getol ia kejar.

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh balasan di akhirat kecuali neraka. Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hûd 11: 15-16)

Mencintai dunia membuat manusia tidak sempat melakukan sesuatu yang bermanfaat baginya di akhirat. Sebab, ia akan sibuk dengan urusan dunianya.

Segudang cita-cita yang bertumpu pencapaian dunia ujungnya hanya pada materi. Sedangkan urusan rezeki sudah Allah atur. Jangan sampai sesuatu yang telah Allah jamin melalaikan kita pada urusan akhirat, sehingga banyak waktu yang habis sia-sia.

Demi Allah, bukan kemiskinan yang saya khawatirkan atas kamu, tetapi saya khawatir kalau dunia ini terhampar luas bagimu, sebagaimana telah terhampar pada orang-orang sebelummu. Lalu kamu berlomba-lomba mengejarnya, sehingga membinasakanmu sebagaimana membinasakan mereka.”(HR. Bukhari-Muslim)

Dunia hanya selintas kita singgah bukan tempat menetap. Ada tempat yang kita tuju untuk pulang setelah mampir. Maka tempat yang hanya sebentar untuk mampir harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencari bekal untuk pulang.

Ambillah dari dunia ini apa yang halal untukmu, jangan kau lupakan bahagianmu dari dunia. Namun jadikanlah dunia itu berada di tanganmu saja, jangan kau jadikan berada di dalam hatimu. Ini yang terpenting.” (Syarh Riyadhus Shalihin)

Dunia hanya di tangan bukan di hati. Begitulah para sahabat menempatkan dunia. Sehingga mereka menjadi manusia yang paling zuhud meskipun mereka memiliki kekayaan yang sangat banyak. Mereka tidak bangga ketika hartanya bertambah. Tidak pula sedih ketika hartanya berkurang.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.