Type Here to Get Search Results !

JALAN MENUJU ALLAH ITU MENDAKI


Oleh: Arik Rahmawati

Perjalanan menuju Allah ﷻ itu mendaki. Jangan anggap perjalanan itu mendatar sehingga kita harus siapkan bekal. Kalau kita menganggap perjalanan menuju Allah ﷻ itu mendatar serta biasa saja maka kita tidak akan sampai ke tempat tujuan. Mengapa mendaki? Ya karena surga itu di atas. surga itu berada di ketinggian. Surga itu berada di langit.

Perjalanan yang mendaki ini bisa ditempuh dengan nyaman jika kita sudah mau mengawalinya. Misalnya puasa. Hari pertama sungguh berat hari kedua sudah agak berkurang beratnya hari ketiga dan seterusnya alhamdulillah sudah terbiasa.

Lalu bagaimana kiatnya agar kaki kita kuat dalam mendaki perjalanan menuju Allah? Di dalam surat Adz Dzariat ayat 51 disebutkan bahwa jangan menyekutukan Allah. Inilah poin pertama yang harus dipegang. Inilah titik awal keyakinan yang harus dimiliki oleh orang yang beriman. Keyakinan bahwa Tuhan itu Esa. Tuhan itu maha segala-galanya. Tuhan itu yang memiliki kekuatan. Sumber dari segala sumber hukum. Tidak menjadikan bersama Allah itu sosok yang kita patuhi. Artinya hanya Allah saja yang kita taati. Tidak ada yang wajib dipatuhi kecuali Allah semata.

Inti dari ajaran Islam itu adalah syahadat. Artinya kita harus benar-benar yakin bahwa Allah adalah segalanya. Allah-lah pemberi rizki kita. Keyakinan itu harus menancap ke dalam jiwa. Kepatuhan kepada Allah adalah seratus persen. Artinya kepatuhan kepada orang lain derajatnya di bawah kepatuhan kepada Allah. Misalnya kepatuhan kita kepada orang tua adalah di bawah kepatuhan kita kepada Allah. Kecintaan kita kepada orang tua itu tidak melebihi kecintaan kita kepada Allah. Kepatuhan kita tidak sama dengan kepatuhan kita kepada Allah.

Kepatuhan kita kepada orang tua tidak serta merta kita patuhi sebelum Allah meridhoi kita. Kepatuhan kita kepada Allah itu mutlak sedangkan kepatuhan kita kepada orang tua itu di bawah ketaatan kita kepada Allah. Selama perintah orang tua sejalan dengan perintah Allah maka boleh diambil akan tetapi jika bertentangan maka tidak boleh kita laksanakan. Artinya kita harus yakin dengan apapun keputusan dari Allah meski kita belum tentu tahu hakikat dari perintah dan larangan itu.

Menurut orang-orang tasawuf inti dari syahadat itu bermula dari kesadaran bahwa diri kita lemah. Allah-lah yang memiliki kekuatan. Allah-lah yang memiliki kesempurnaan. Nah kesadaran akan kelemahan diri inilah yang mendorong adanya keimanan dalam diri kita. Selama kesadaran ini belum ada maka sulit ia menerima kebenaran dari pihak lain yang ada hanyalah merasa pintar dan sombong. Inilah kenaikan tingkat yang harus dijalani setiap mukmin dalam hidupnya sampai menuju puncak ketaatan. Sehingga manusia mau berserah diri hanya kepada Allah dan mau bertaubat. Merasa dirinya nol di hadapan Allah ﷻ adalah kesadaran yang harus dimiliki setiap mukmin lalu mengambil hukum hanya kepada Allah. Jadikan apapun itu untuk ibadah kepada Allah. Baik itu makan, tidur, bekerja, istirahat itu semua untuk ibadah.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.