Type Here to Get Search Results !

KEMBALILAH PADA SYARIAT


Oleh: Desi

Al-Qur'an adalah wahyu, petunjuk jalan lurus, peta arah kebenaran, kunci jawaban segala persoalan dan tidak ada kesusahan yang disebabkan oleh Al-Qur'an. Kehadirannya adalah mukjizat teragung dari Allah maka jangan pernah membelakanginya. Keberadaan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup untuk diamalkan dan diterapkan segala hukum-hukumnya.

Taat pada hukum aturan Allah merupakan suatu kewajiban mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar oleh setiap manusia. Hanya saja, banyak manusia yang mengedepankan hawa nafsu, menganggap bahwa perasaan berat pada suatu hukum tertentu boleh membelakangi atau mengubahnya sekehendak hatinya.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُدْعَوْنَ إِلَىٰ كِتَابِ اللَّهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ مِنْهُمْ وَهُمْ مُعْرِضُونَ
"Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran)." (QS. Ali-Imran: 23).

Janganlah seperti kaum Yahudi yang diancam oleh Allah. Kita sudah mendengar banyak kisah bagaimana kesudahan kehidupan mereka yang berakhir di neraka. Al-Qur'an telah menggambarkan dengan jelas liciknya perangai ingkar mereka terhadap kebenaran. Firman-Nya telah mendetail agar manusia yang hidup setelahnya atau umat hari ini dapat mengambil pelajaran.

Dengan alasan apapun umat Islam tidak boleh merasa berat hati atau alergi terhadap syariat Allah yang diatur dalam Al-Qur'an. Sadarilah bahwa Islam itu bukan hanya tentang sholat, puasa, zakat dan haji saja, tetapi membahas secara menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan seisi alam semesta. Persoalan tersebut sudah jelas diatur hukumnya dalam Islam secara sempurna dan paripurna. Di mana hukum tersebut harus diterapkan dalam institusi negara sebagaimana yang dulu diterapkan oleh Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin serta Khalifah setelahnya sebagai penerus mereka.

Umat Islam tidak seharusnya mencukupkan diri pada batas ibadah ritual saja. Tetapi siap mengemban pada apa-apa yang telah disyariatkan oleh Allah sesuai ajaran Rasulullah. Jiwanya bersedia menggali luasnya ilmu Allah, sehingga tiap lembar materi akan membuatnya mampu melihat kebenaran meski kebenaran tersebut tertutup oleh penghalang yang tinggi dan kokoh.

Lihatlah, musuh Islam hari ini begitu lihai membodohi umat dengan nyanyian merdu iming-iming dunia yang menggiurkan. Kesadaran khairu umat yang berorientasi akhirat dinina bobokan oleh bius gemerlap kesenangan. Semua itu usaha mereka untuk mengecoh umat Islam agar terhalang dari terangnya cahaya Islam.

Tanpa sadar umat Islam tersusupi oleh perilaku hidup yang datang bukan dari Islam. Seperti liberalisme, pluralisme, feminisme, hedonisme dan budaya barat lainya yang terkesan seperti penawar tetapi sejatinya racun yang mematikan. Maraknya perilaku seperti itu adalah buah dari diterapkannya sistem kapitalisme yang berasaskan sekuler atau pemisahan agama dari kehidupan yang bercokol di berbagai negeri muslim.

Hal itu sebagai dampak terbesar umat hari ini jauh dari pemahaman Islam yang sebenarnya. Asas sekulernya cukup ampuh mengotori pemikiran masyarakat bahwa syariat Islam tidak cocok diterapkan di negeri ini. Stigma negatif dengan berbagai lebel buruk pada Islam sengaja disebarkan ke tengah-tengah umat sehingga menciptakan phobia pada masyarakat dengan syariat Islam.

Wajar saja demikian, karena ketika syariat Islam diterapkan, maka para kaum kafir, munafik, fasik dan semua yang punya kepentingan dengan sistem hari ini akan terancam. Sebab hukum Islam akan menghapus segala bentuk kezaliman dan ketidakadilan di atas muka bumi ini.

Islam sebagai agama sekaligus ideologi akan memberikan keamanan dan membimbing keselamatan dunia akhirat bagi seluruh umat manusia. Keberadaan syariat Islam mampu memelihara keturunan, memelihara kehormatan, memelihara harta, memelihara agama, memelihara jiwa manusia dan sebagainya.

Jika demikian adanya, apa yang perlu ditakutkan dan dikhawatirkan? Sudah saatnya umat bersatu dan mengembalikan aturan yang dibuat Sang Pencipta. Dengan taat pada seluruh syariat-Nya, bukan hanya keselamatan dunia yang akan diperoleh tetapi juga keselamatan akhirat lebih utama.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.