Oleh: Siti Aminah
“Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).
Waktu berjalan tidak terasa mengejar usia yang kita miliki. Seringkali kita terkejut dengan betapa cepatnya usia berkurang, makin menua namun belum yakin dengan bekal yang kita punya.
Sementara kita tak tahu berapa lama waktu kita yang tersisa. Mungkin tahun depan, mungkin bulan berikutnya, minggu, hari atau bahkan sekejap lagi jatah usia kita akan habis.
“Orang yang cerdas adalah orang yang banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, ia pergi membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat” (HR Ibnu Majah).
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS. Ali ‘Imran: 185).
Jadilah manusia yang cerdas yang selalu mengingat kematian, dengan mengingat kematian akan menyelamatkan kamu dari kemaksiatan. Karena sungguh kita tidak dapat menghindari kematian seberapapun kita berusaha keras. Allah Ta’ala berfirman,
ﻗُﻞْ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﻔِﺮُّﻭﻥَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻣُﻼَﻗِﻴﻜُﻢ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu’” (QS. Al-Jumu’ah: 8).
Manfaatkan setiap waktu sebelum terlewat, jangan tambahkan maksiat, perbanyaklah taat. Sebelum nafas di ujung sempatkanlah taubat, karna tak ada yang tau hisab kita kelak di akhirat.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
