Type Here to Get Search Results !

PUJIAN ITU HANYA MILIK ALLAH


Oleh: Arik Rahmawati

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ۖ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
1. Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. (QS. Al-An'am: 1)

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَىٰ أَجَلًا ۖ وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ۖ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ
2. Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang hari kebangkitan itu). (QS. Al-An'am: 2)

وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ ۖ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
3. Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (QS. Al-An'am: 3)

Allah adalah pemilik segala pujian. Mengapa Allah berhak dipuji? Karena Allahlah pencipta langit dan pencipta bumi. Allahlah yang menciptakan kegelapan dan cahaya secara silih berganti. Yang semuanya itu baik siang maupun malam bermanfaat bagi manusia. Malam bermanfaat bagi manusia untuk beristirahat sedangkan siang juga bermanfaat bagi manusia untuk mencari penghidupan. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk memuji Allah siang dan malam. Menjadi kebutuhan kita untuk menyucikan Allah di kala siang maupun malam hari. Akan tetapi malangnya orang kafir justru menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Mereka mengambil tandingan selain Allah ﷻ dan menyamakan dengan-Nya. Padahal yang menciptakan langit dan bumi serta gelap dan terang ini adalah Allah ﷻ. Maka semestinya hanya Allah-lah yang mereka tinggikan. Hanya Allah-lah yang mereka sucikan bukan yang lainnya.

Selain menciptakan langit dan bumi serta silih bergantinya gelap dan terang, Allah juga yang menciptakan manusia dari tanah. Yakni penciptaan nabi Adam sebagai manusia pertama. Allah menciptakan manusia dari tanah lalu dibentuklah tubuh manusia lalu ditiupkannya ruh sehingga sempurna menjadi manusia. Lalu diberikanlah ia pasangan sehingga berkembang biaklah manusia di seluruh permukaan bumi dan semakin berkembang jumlahnya sampai akhir zaman, di antaranya kita yang hidup saat ini. Jadi penciptaan kita sebagai manusia ini atas kehendak dan kuasa Allah ﷻ. Untuk itulah hendaknya kita memuji Allah ﷻ yang menciptakan kita dari tidak ada menjadi ada. Yang asalnya dari tanah sekarang menjadi manusia yang sempurna. Yang mempergilirkan gelap dan terang akan tetapi malangnya orang yang kafir justru menyekutukannya.

Mestinya Allah yang ia puji justru malah mencari tandingan selain diri-Nya dan menyamakannya dengan Allah. Di antara manusia masih ada yang ragu terhadap kekuasaan Allah ﷻ. Diantara kekuasaan Allah adalah meciptakan manusia dari ketidakadaan menjadi ada lalu mematikan lalu membangkitkan kembali setelah kematiannya. Maka membangkitkan manusia untuk kali kedua tentunya akan sangat mudah bagi Allah.

Segala yang ada di langit beribadah kepada Allah begitu pula yang ada di bumi semua makhluk menyucikan Allah ﷻ. Sementara tujuan Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah ﷻ. Allah akan membalas seluruh perbuatan manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya. Jika ia berbuat baik maka Allah akan membalasnya. Begitu pula sebaliknya. Dan pembalasan yang sempurna itu tepatnya di hari kebangkitan.

Inilah penjelasan tiga ayat pertama dari surat Al-An'am agar manusia lebih mudah mengenal agama. Manusia lebih mengenal Allah. manusia lebih mengenal petunjuk Allah. Manusia akan mudah mengikuti bimbingan dari Rasulullah berupa kitab sucinya. Perkara yang pertama dalam beragama itu adalah makrifatullah atau mengenal Allah. Maka senada dengan ayat yang pertama kali turun adalah surat Al-Alaq. Yaitu bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan. Tuhan itu yang menciptakan. Sementara yang disembah oleh kaum kafir Mekah adalah patung yang tidak bisa menciptakan malah patung patung itu yang diciptakan oleh mereka. Dalam surat Al-An'Am ayat satu hingga tiga ini dijelaskan kembali tentang siapa Allah sesungguhnya. Sebelum surat ini juga sudah dijelaskan hakekat Allah ﷻ dalam akhir surat Al-Maidah bahwa Allahlah pemilik kerajaan bumi dan langit. Allah berkuasa atas segala sesuatu. Lalu di surat Al-An'am diingatkan kembali supaya tidak ada alasan lagi bagi manusia untuk tidak mengenal Allah ﷻ.

Kalau manusia dibiarkan saja untuk mengenal Allah tanpa ada petunjuk maka ia tak akan mampu. Karena otak manusia itu sifatnya terbatas. Maka Allah yang maha segala-galanya mengenalkan dirinya secara langsung melalui firman-firmanNya. Allah memberikan keterangan yang nyata sehingga tak ada yang bisa membantahnya. Ibarat seorang profesor doktor yang ilmunya maha luas mengenalkan dirinya pada anak TK maka tentunya tak ada yang mampu membantah pernyataan profesor tersebut. Tentunya siapa yang akan percaya pada pernyataan anak TK?

Jika Allah yang maha mengetahui menjelaskan dirinya maka tak kan ada alasan bagi manusia yang serba terbatas tadi untuk menolak kalam Allah tersebut. Untuk itu jika semua Allah yang menciptakan termasuk manusia yang merupakan bagian dari penduduk bumi maka adakah yang sanggup membantahnya. Jika semua Allah yang menurus maka tidak ada lagi yang berhak dipuji selain Allah ﷻ. Pujian itu hanya layak dipersembahkan kepada Allah ﷻ. Mengalamatkan pujian itu kepada selain Allah namanya menyekutukan Allah ﷻ. Itu adalah kekufuran. Allah tidak menyukai kekufuran. Siapa pelaku kekufuran? Yakni orang yang tidak memiliki pengetahuan. Akan tetapi sebenarnya tidak ada lagi alasan untuk tidak memiliki pengetahuan karena rasul telah diturunkan. Agama ini telah disempurnakan dan diterapkan hingga dia pernah diterapkan di pertiga dunia.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.