Oleh: Honriani Nst
Dulu, saat saya mau menyelesaikan study dari Teknik Kimia, pada halaman pertama tugas akhir (skiripsi) saya menulis surat Al-Mujadilah ayat 11. Saya pilih ayat ini, karena dengan pemahaman saya yang sangat minim tentang Islam saat itu hanya mencukupkan diri dengan membaca Al-Qur’an setiap selesai salat Maghrib dan kadang-kadang membaca terjemahannya saya tertarik dengan terjemahan pada ujung ayat ini, bahwa Allah ﷻ akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Saya berharap dengan tulisan itu membuat saya semakin termotivasi untuk makin serius menuntut ilmu.
Singkat kata tidak lama setelah lulus S1, saya fokuskan untuk lebih serius mempelajari ajaran Islam. Islam yang sudah diajarkan orang tua, saya rasa belum cukup. Hati saya sering gelisah saat melihat orang yang rajin salat tapi kok senang mengeluarkan kalimat yang kasar, kotor, dan menyakiti hati orang lain. Atau lelaki yang rajin salat, tapi kok tega membiarkan istri menjadi tulang punggung keluarga. Pejabat yang muslim kok mengucapkan selamat pada perayaan hari besar agama yang lain? Apakah Islam mengajarkan hal seperti ini?
Perjalanan hidup dalam dakwah ini pun membuat saya makin tertarik dengan ajaran Islam dan semakin meyakini bahwa Islam satu-satunya ajaran hidup yang mampu menyelamatkan manusia dunia dan akhirat, karena Islam merupakan ajaran hidup yang lengkap dan sempurna, mengajarkan semua hal. Ternyata jika kita semakin mempelajari Islam (al-Qur’an) maka kita semakin jatuh cinta kepada Islam. Ayat-ayat cinta-Nya semakin membuat hati terpesona.
Mari kita simak surat Al-Mujadilah ayat 11 berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (11)
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah dalam majelis, " maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu, "maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah, ayat 11)
Pada ayat ini Allah ﷻ mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman untuk memiliki adab yang baik kepada sebagian yang lain dalam majelis-majelis pertemuan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah dalam majelis," (QS. Al-Mujadilah: 11)
Awal ayat ini menjelaskan kepada hamba-Nya yang beriman untuk berlapang-lapang dalam majelis. Maksud berlapang-lapang dalam majelis ini dijelaskan oleh baginda Rasulullah ﷺ melalui hadisnya:
"وَمَنْ يَسَّر عَلَى مُعْسِر يَسَّر اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، [وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ] وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ"
Barang siapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama si hamba menolong saudaranya. (Hadis sahih diriwayatkan dari Abu Hurairah)
Masih banyak hadis lainnya yang serupa.
Selanjutnya Allah menyebutkan balasan bagi orang-orang yang memberikan kelapangan kepada saudaranya. disebutkan oleh firman-Nya:
فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. (QS. Al-Mujadilah: 11)
Asbabun nuzul ayat ini sangat menarik untuk difahami. Imam Qatadah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan majelis zikir. Demikian itu karena apabila mereka melihat ada seseorang dari mereka yang baru datang, mereka tidak memberikan kelapangan untuk tempat duduknya di hadapan Rasulullah ﷺ. Maka Allah memerintahkan kepada mereka agar sebagian dari mereka memberikan kelapangan tempat duduk untuk sebagian yang lainnya.
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa ayat ini diturunkan pada hari Jumat, sedangkan Rasulullah ﷺ pada hari itu berada di suffah (serambi masjid); dan di tempat itu penuh sesak dengan manusia.
Tersebutlah pula bahwa kebiasaan Rasulullah ﷺ ialah memuliakan orang-orang yang ikut dalam Perang Badar, baik dari kalangan Muhajirin maupun dari kalangan Ansar. Kemudian saat itu datanglah sejumlah orang dari kalangan ahli Perang Badar, sedangkan orang-orang selain mereka telah menempati tempat duduk mereka di dekat Rasulullah ﷺ. Maka mereka yang baru datang berdiri menghadap kepada Rasulullah dan berkata, "Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau, hai Nabi Allah, dan juga keberkahan-Nya." Lalu Nabi ﷺ menjawab salam mereka. Setelah itu mereka mengucapkan salam pula kepada kaum yang telah hadir, dan kaum yang hadir pun menjawab salam mereka. Maka mereka hanya dapat berdiri saja menunggu diberikan keluasan bagi mereka untuk duduk di majelis itu. Nabi ﷺ mengetahui penyebab yang membuat mereka tetap berdiri, karena tidak diberikan keluasan bagi mereka di majelis itu. Melihat hal itu Nabi ﷺ merasa tidak enak, maka beliau bersabda kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya dari kalangan Muhajirin dan Ansar yang bukan dari kalangan Ahli Badar, "Hai Fulan, berdirilah kamu. Juga kamu, hai Fulan." Dan Nabi ﷺ mempersilakan duduk beberapa orang yang tadinya hanya berdiri di hadapannya dari kalangan Muhajirin dan Ansar Ahli Badar. Perlakuan itu membuat tidak senang orang-orang yang disuruh bangkit dari tempat duduknya, dan Nabi ﷺ mengetahui keadaan ini dari roman muka mereka yang disuruh beranjak dari tempat duduknya. Maka Rasulullah ﷺ bersabda:
"رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا فَسَح لِأَخِيهِ"
Semoga Allah mengasihani seseorang yang memberikan keluasan tempat duduk bagi saudaranya.
Maka sejak itu mereka bergegas meluaskan tempat duduk buat saudara mereka, dan turunlah ayat ini di hari Jumat.
Ada pula hadis berikut:
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ، وَالشَّافِعِيُّ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ فَيَجْلِسَ فِيهِ، وَلَكِنْ تَفَسَّحُوا وتَوسَّعوا".
Imam Ahmad dan Imam Syafii mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ayyub, dari Nafi', dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Janganlah seseorang menyuruh berdiri orang lain dari majelisnya, lalu ia duduk menggantikannya, tetapi lapangkanlah dan luaskanlah tempat duduk kalian.
Telah diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, Al-Hasan Al-Basri dan selain keduanya, bahwa mereka mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Apabila dikatakan kepadamu, "Berlapang-lapanglah dalam majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. (Al-Mujadilah: 11) Yakni dalam majelis peperangan. Mereka mengatakan bahwa makna firman-Nya: Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah. (Al-Mujadilah: 11) Maksudnya, berdirilah untuk perang.
Lain halnya dengan Qatadah, ia mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah. (Al-Mujadilah: 11) Yaitu apabila kamu diundang untuk kebaikan, maka datanglah. Muqatil mengatakan bahwa apabila kamu diundang untuk salat, maka bersegeralah kamu kepadanya.
Pada ayat 11 ini juga Allah ﷻ mewahyukan:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11)
Maksudnya janganlah kamu mempunyai anggapan bahwa apabila seseorang dari kalian memberikan kelapangan untuk tempat duduk saudaranya yang baru tiba, atau dia disuruh bangkit dari tempat duduknya untuk saudaranya itu, hal itu mengurangi haknya (merendahkannya). Tidak, bahkan hal itu merupakan suatu derajat ketinggian baginya di sisi Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala itu untuknya, bahkan Dia akan memberikan balasan pahalanya di dunia dan akhirat. Karena sesungguhnya barang siapa yang berendah diri terhadap perintah Allah, niscaya Allah akan meninggikan kedudukannya dan mengharumkan namanya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11) Yaitu Maha Mengetahui siapa yang berhak untuk mendapatkannya dan siapa yang tidak berhak mendapatkannya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”