Oleh: Arik Rahmawati
Di dalam surat Al Baqarah ayat 250 hingga ayat 252 ini dikisahkan tentang peristiwa perang dahsyat antara Thallut melawan Jallut di masa Nabi Daud. Mengapa mereka berperang? Karena kesewenang-wenangan Jallut yang sudah di luar batas kemanusiaan mengakibatkan bani Israel meminta izin kepada nabi Daud agar mereka diberi seorang pemimpin yang bisa memimpin mereka melawan Jallut.
Akhirnya dipilihlah Thalut atas perintah nabi Daud yang mendapat petunjuk dari Allah ﷻ. Terpilihnya Thallut sebagi pemimpin perang tidak serta merta mereka terima dengan lapang dada. Sebagian besar di antara mereka tidak menerima keputusan nabi Daud karena Thallut bukan berasal dari kalangan bangsawan atau dari keluarga yang kaya raya. Sebagian besar dari mereka enggan berperang bersama Thallut. Sehingga orang-orang yang berperang bersama Thallut adalah orang-orang yang benar-benar pilihan.
Adapun mengapa Thallut dipilih ialah karena keimanan Thallutlah yang menjadikan ia dipilih oleh Allah untuk menjadi komandan perang. Selain itu juga Thallut itu memiliki fisik yang kuat dan ilmu yang luas. Sehingga Allah ﷻ memilih Thallut untuk menghadapi Jallut yang sangat dzalim.
Ketika perang akan dimulai pasukan perang yang membersamai Thallut benar-benar dipilih yang benar-benar siap menghadapi kematian. Perang pasti membutuhkan kekuatan iman. Mereka harus teruji semuanya. Kuat fisik dan mentalnya serta kesabaran yang luas seperti samudra. Thallut tidak mau kalau ada penghianat menyusup ke dalam barisan para tentaranya.
Lalu berkat kecerdikan Thallut pasukan diberitahukan ketika dalam perjalanan yang sangat melelahkan menuju medan perang nanti di tengah perjalanan mereka menemui sebatang sungai maka tak diperbolehkan tentaranya itu meminumnya kecuali sedikit. Mereka semua mendengarkan arahan dari Raja Thallut.
Lalu setelah mereka jauh meninggalkan kampung halaman untuk menuju medan perang sampailah mereka menemui sungai di tengah perjalanan dan sebagian besar tentara Thallut berlarian menghampiri sungai itu dan meminum air sepuasnya. Untuk itulah Thalut bersikap tegas. Beliau memutuskan untuk menghukum para tentara yang telah meminum sepuasnya air di sungai tadi. Mereka tak boleh ikut berperang. Akhirnya terseleksilah tentara Thallut yang akan menghadapi kekejaman Jallut. Yang tersisa hanya sedikit tentara. Merkalah yang memiliki iman yang kuat dan kesabaran yang luar biasa. Mereka hanya meminum sedikit untuk membasahi tenggorokan tidak sampai kenyang. Mereka inilah yang mendapat posisi utama di hati Raja Thallut.
Setelah mereka membasahi tenggorokan dengan sedikit air mereka meninggalkan sungai itu. Sementara para tentara yang lain masih terlena terpedaya dengan adanya sungai itu dengan terus minum sepuasnya.
Lalu sampailah mereka di medan pertempuran. Tentara Thallut melihat kekuatan Raja Jallut dan besarnya jumlah pasukan Jallut. Sungguh pertempuran yang tidak seimbang di mata manusia. Jumlah pasukan Thallut sudah berkurang usai menyebrang sungai di tengah perjalanan.
Kematian sudah nampak di depan mata tentara Thallut. Akan tetapi keimanan dan kesabaran mereka terhadap janji Allah menjadikan mereka tetap tenang. Lalu Raja Tallut memimpin doa bersama untuk kemenangan agama Allah ini. Beliau meminta kesabaran yang tanpa batas dan pendirian yang kokoh untuk menghadapi keganasan pasukan Jallut.
Dikisahkan bahwa pasukan Thallut hanya sekitar 300 orang sedangkan pasukan Jallut mencapai 1000 orang. Sungguh pertempuran yang sangat tidak seimbang.
Karena kesabaran pasukan Thallut, Allah meridhoi mereka. Dikirimkanlah 3000 pasukan malaikat untuk menghadapi pasukan Jallut. Dengan izin Allah Daud berhasil membunuh Raja Jallut. Inilah bukti bahwa kemenangan itu adalah milik Allah. Sebesar apapun pasukan tak ada arti apa-apa tanpa pertolongan Allah.
Sungguh dari kisah ini kita mendapatkan banyak pelajaran. Bahwa kesombongan itu hanya akan membawa kehancuran. Kesombongan akan membawa kepada kemurkaan Allah. Sedangkan kemuliaan itu hanya milik Allah. Hanya dengan bersama Allah semua masalah kita akan terselesaikan meski menurut manusia itu tidak mungkin.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”