Oleh: Arik Rahmawati
Di dalam surat Al Baqarah ayat 30 Nabi Ibrahim AS diberikan hak oleh Allah untuk berdiam diri di surga. Cukup hanya menikmati segala apa yang ada di surga. Bisa memakan apa saja yang ia senangi. Begitu pula beliau juga boleh meminum apa saja yang ia kehendaki. Harapan Allah kepada nabi Ibrahim dan istrinya adalah agar mereka berdua merasakan ketenangan di alam surga. Agar pasangan ini merasakan kebahagiaan dan kesakinahan di surga.
Meski mereka berdua mendapat fasilitas yang luar biasa. Boleh melakukan dan menikmati apa saja yang ada di dalam surga akan tetapi Allah hanya melarang satu hal. Yakni tidak boleh mendekati sebuah pohon. Pohon yang dilarang untuk didekati itu sudah dipahami oleh nabi Adam.
Meski nabi Adam sudah memahami bahwa ada larangan untuk mendekati pohon tersebut. Akan tetapi iblis merayu secara terus menerus kepada nabi Adam. Iblis merayu dengan membisikkan kata kata manis bahwa jika Adam dan Hawa mau mendekati pohon tersebut maka dia akan kekal abadi di surga. Lalu benar-benar rayuan iblis itu telah menggelincirkan mereka. Nabi Adam dan Hawa telah mengambil buah dan memakannya.
Setelah itu barulah nabi Adam dan Hawa terusir dari surga. Mereka berdua baru menyesal dan bertaubat. Mereka merasa telah berlaku dzalim terhadap diri mereka sendiri. Artinya sudah diberi enak malah mencari sesuatu yang lain.
Adapun hikmah yang kita dapatkan dari ayat ini adalah bahwa jika Allah melarang kita dari suatu hal itu pasti ada kebaikannya untuk kita meski akal kita belum menjangkaunya. Tak perlu kita korek-korek perintah dan larangan tersebut.
Setiap perintah dan larangan itu pasti mengandung maslahat bagi kita meski kita belum mampu menjangkaunya. Cukup samikna wa athokna ketika menghadapi perintah dan larangan.
Adapun hikmah yang lainnya adalah bahwa larangan Allah itu hanya sedikit sekali. Ibarat yang boleh 99% sedangkan yang dilarang itu cuma 1%. Allah itu tak menghendaki kesulitan bagi kita. Allah itu hanya ingin menguji kita sampai mana batas iman kita.
Untuk itu setelah mengkaji ayat ini maka kita harus pastikan bahwa kita akan melakukan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangannya. Karena jika kita masih saja melakukan pelanggaran berarti kita termasuk orang yang menganiaya diri sendiri. Berarti kita termasuk orang yang mendzalimi diri sendiri.
Ketika kita bisa memastikan bahwa kita hanya taat perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya maka kita akan kembali ke surga. Jika masih melakukan pelanggaran maka hukumannya lebih dahsyat dari nabi Adam yakni ditempatkan di tempat yang jauh dari bumi yakni neraka. Naudzubillah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”