Oleh: Honriani Nst
Darussalam adalah nama lain dari surga. Pada hari berbangkit kelak Allah ﷻ akan menyeru orang-orang yang beriman untuk masuk ke Darussalam. Hal ini disampaikan Allah ﷻ dalam ayat cinta-Nya. Surat Yunus ayat 25:
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (25)
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam).
Pada ayat sebelumnya Allah menjelaskan tentang perumpamaan kehidupan di dunia. Hendaknya manusia mengambil pelajaran dari perumpamaan ini yang menunjukkan akan lenyapnya dunia dari pemiliknya dengan cepat, tetapi mereka teperdaya olehnya, merasa yakin dan pasti bahwa diri mereka pasti dapat memetik hasilnya pada waktunya, tetapi akhirnya dunia luput dari mereka. Karena sesungguhnya watak dunia itu selalu lari dari orang yang memburunya dan selalu memburu orang yang menghindarinya.
Selanjutnya pada ayat 25 Allah ﷻ berfirman:
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga).
Setelah menceritakan perihal dunia dan kelenyapannya yang cepat, maka Allah menyebutkan tentang surga dan menyeru kepadanya serta menamainya dengan sebutan Darussalam, yakni rumah yang aman dari semua penyakit, semua kekurangan, dan semua musibah. Untuk itu, Allah ﷻ berfirman:
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).
Tentang makna ayat ini, Rasulullah ﷺ telah menjelaskan dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Ayyub dari Abu Qilabah, dari Nabi ﷺ, yang telah bersabda:
"قِيلَ لِي: لتنَمْ عينُك، وليعقلْ قَلْبُكَ، وَلْتَسْمَعْ أُذُنُكَ فَنَامَتْ عَيْنِي، وَعَقَلَ قَلْبِي، وَسَمِعَتْ أُذُنِي. ثُمَّ قِيلَ: سيّدٌ بَنَى دَارًا، ثُمَّ صَنَعَ مَأْدُبَةً، وَأَرْسَلَ دَاعِيًا، فَمَنْ أَجَابَ الدَّاعِيَ دَخَلَ الدَّارَ، وَأَكَلَ مِنَ الْمَأْدُبَةِ، وَرَضِيَ عَنْهُ السَّيِّدُ، وَمَنْ لَمْ يُجِبِ الدَّاعِيَ لَمْ يَدْخُلِ الدَّارَ، وَلَمْ يَأْكُلْ مِنَ الْمَأْدُبَةِ، وَلَمْ يَرْضَ عَنْهُ السَّيِّدُ فَاللَّهُ السَّيِّدُ، وَالدَّارُ الْإِسْلَامُ، وَالْمَأْدُبَةُ الْجَنَّةُ، وَالدَّاعِي مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Dikatakan kepadaku, "Tidurlah kedua matamu, tetapi sadarlah hatimu dan mendengarlah dengan telingamu!" Maka mataku tertidur dan hatiku sadar serta kedua telingaku mendengar. Kemudian dikatakan kepadaku, "Seperti seorang tuan yang membangun sebuah gedung, lalu membuat perjamuan (pesta) dan mengutus seseorang untuk menyampaikan undangan. Maka barang siapa yang memenuhi undangannya masuk ke dalam gedung itu dan memakan jamuannya, dan si tuan merasa puas (rida) kepadanya. Dan barang siapa yang tidak memenuhi undangannya, tidak masuk ke dalam gedung itu dan tidak makan jamuannya, serta si tuan tidak rela kepadanya Allah adalah si tuan itu, sedang gedung itu adalah agama Islam, dan jamuannya adalah surga, sedangkan penyampai undangan itu adalah Muhammad ﷺ."(Hadis ini mursal, tetapi diriwayatkan pula secara muttasil melalui hadis Al-Lais dari Khalid)
Dari dari ayat dan hadis ini dapat difahami bahwa para penghuni surga adalah orang-orang yang memenuhi undangan Allah ﷻ yaitu orang-orang yang menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan aturan Allah ﷻ, karena undangan yang dimaksudkan pada hadis ini adalah aturan Allah yaitu Islam.
Penghuni surga, bukanlah orang-orang yang meragukan ajaran Islam, bukan juga orang-orang yang menganggap bahwa demokrasi lebih baik daripada sistem khilafah. Bukan juga orang-orang yang memakan harta riba, bukan pula orang-orang yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis. Tapi penghuni Darussalam adalah orang yang yakin bahwa semua perintah dan larangan Allah merupakan peraturan yang tepat bagi manusia. Bukan juga mereka yang menggaungkan atau menyukseskan program moderasi beragama.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”