Oleh: Arik Rahmawati
Di dalam surat Al Baqarah ayat 183 Allah ﷻ menyeru kepada manusia dengan sapaan yang begitu lembut. Sapaan Allah ﷻ itu khusus untuk untuk orang-orang yang beriman saja di antara manusia. Mengapa demikian? Karena Allah ﷻ tahu hanya orang beriman saja yang nantinya akan mampu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Iman adalah predikat tertinggi bagi seorang mukmin. Jadi ketika dipanggil Allah ﷻ sebagai orang-orang yang beriman berarti hal itu menunjukkan penghormatan Allah ﷻ kepadanya. Menunjukkan kasih sayang Allah ﷻ kepadanya. Penghormatan yang tidak diberikan kepada semua orang. Inilah tentunya yang menjadikan kaum mukmin itu bangga dengan sebutan seperti itu.
Sebenarnya kelebihan manusia di hadapan Allah itu bukan karena hartanya bukan karena tampangnya bukan karena harta dan jabatannya. Akan tetapi kehebatan manusia itu karena keimanannya. Untuk itulah Allah menyeru orang-orang yang dikasihinya dengan sebutan wahai orang-orang yang beriman.
Ibarat seorang ahli dipanggil dengan sebutan professor. Maka sebutan itulah yang menjadikan mereka lebih terhormat. Mengapa? Karena Profesor adalah jabatan yang susah dicapainya. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar tersebut.
Perintah puasa ini khusus untuk orang-orang yang beriman saja. Mengapa? Karena puasa itu sungguh berat bagi orang-orang yang tidak beriman. Tidak boleh makan. Tidak boleh minum sungguh menyiksa bagi orang-orang yang kufur. Puasa itu sungguh menghimpit mereka yang tidak memiliki iman di dadanya. Oleh karena itu perintah ini hanya untuk orang-orang mukmin.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan orang-orang mukmin. Orang-orang mukmin tak pernah menimbang dengan akal. Apapun yang diputuskan Allah ﷻ itu adalah terbaiik baginya.
Adapun syariat puasa itu ditetapkan sebagai mana orang-orang terdahulu. Menurut ahli tafsir bahwa puasa itu sudah disyariatkan sejak nabi Adam, nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan nabi-nabi yang lain. Semua para rasul menjalankan perintahnya. Maka Allah perlihatkan dalam ayat selanjutnya bahwa orang-orang terdahulu juga melaksanakannya.
Jika orang terdahulu mampu melakukan puasa berarti puasa itu bukan hal yang aneh. Kita pasti bisa melakukannya.
Kalau umat sebelum Nabi Muhammad ﷺ bisa melakukan tentunya kita juga bisa. Apalagi Allah menyebut kita sebagai kuntum khoiro ummah yakni sebaik-baiknya Ummat. Berarti kita harusnya lebih baik dari mereka. Kita harus berpositif thinking.
Allah ﷻ sudah memberikan kita waktu 12 bulan. Allah ﷻ meminta satu bulan saja agar kita fokus beribadah. Maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang yang beriman menjalankan dengan senang hati. Baginya apapun yang diwajibkan Allah ﷻ itu lebih bagus daripada pilihan diri kita sendiri. Masih teringatkah kisah terusirnya nabi Adam dari surga?
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”