Oleh: Arik Rahmawati
Di akhirat kelak ketika amalan manusia ditimbang maka manusia akan terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok yang amalan kebaikannya lebih banyak dari keburukannya sehingga mereka ditempatkan di surga. Merekalah calon penghuni surga. Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok orang yang amalan keburukannya lebih besar dari amalan kebaikannya. Sehingga mereka ditempatkan di neraka. Merekalah calon penghuni neraka. Adapun kelompok yang ketiga adalah kelompok orang yang amalan keburukan dan kebaikannya itu sama atau seimbang. Mereka itulah orang-orang yang mendapat julukan ashabul akraf. Mereka berada di antara keduanya. Mereka ditempatkan di sebuah bukit yang sangat tinggi yang terletak di antara surga dan neraka. Bukit itu disebut dengan Al akraf.
Mereka para ashabul akraf ini tidak bisa masuk surga dan tidak bisa masuk neraka. Mereka berada di antara keduanya. Mereka tidak mendapatkan kenikmatan seperti para penghuni surga. Mereka juga tidak mendapatkan kesengsaraan sebagaimana layaknya penghuni neraka. Keadaan mereka sungguh tak menentu kala itu. Ada kekhawatiran dan kecemasan yang sangat di hati mereka akan kondisinya. Di mana tempat mereka berakhir kelak. Karena tempat kembali hanya ada dua yakni surga ataukah neraka. Tempat mereka ini diabadikan oleh Allah dalam salah satu nama surat di dalam Al Qur'an yang bernama surat Al Akraf.
Al akraf maknanya adalah tempat yang tinggi. Tempat yang memisahkan antara penduduk surga dan neraka. Di tempat yang tinggi inilah para penduduk Al akraf bisa melihat para penghuni surga dan para penghuni neraka dengan jelas. Ketika melihat para penghuni surga maka penduduk Al akraf menyeru kepada mereka dengan mengucapkan salam kesejahteraan ke atas penghuni surga. Mereka sangat ingin memasuki surga bersama para penghuni surga lainnya. Akan tetapi Allah belum mengijinkan.
Allah ﷻ menjelaskan nasib mereka di dalam surat Al-A'raf ayat 46 sebagai berikut,
وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌۚ وَعَلَى الْأَعْرَافِ رِجَالٌ يَّعْرِفُوْنَ كُلًّا بِسِيْمٰهُمْۚ وَنَادَوْا أَصْحٰبَ الْجَنَّةِ أَنْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْۗ لَمْ يَدْخُلُوْهَا وَهُمْ يَطْمَعُوْنَ ٤٦
Ayat 46. Dan di antara keduanya (penghuni surga dan penghuni neraka) ada tabir dan di atas A'raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, "Salamun 'alaikum" (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk).
Sementara ketika pandangan mereka dialihkan ke neraka maka mereka langsung memohon pertolongan kepada Allah agar terhindar dari tempat tersebut sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Akraf ayat 47 sebagai berikut,
وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاءَ أَصْحٰبِ النَّارِۙ قَالُوْا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ؑ٤٧
Ayat 47. Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, "Ya Tuhan kami, janganlah engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu."
Penduduk Al Akraf sangat mengenal orang-orang yang diadzab di neraka tersebut. Mereka adalah orang-orang kaya ketika di dunia. Siksaan yang Allah timpakan kepada para penghuni neraka sangat jelas terlihat oleh mereka. Hal ini dijelaskan dalam kelanjutan ayat 48 di surat Al Akraf sebagaimana berikut ini,
وَنَادٰى أَصْحٰبُ الْأَعْرَافِ رِجَالًا يَّعْرِفُوْنَهُمْ بِسِيْمٰهُمْ قَالُوْا مَا أَغْنٰى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ ٤٨
Ayat 48. Dan orang-orang di atas A'raf (tempat yang tertinggi) menyeru orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, "Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu.
Ucapan ashabul akraf menunjukkan bahwa penghuni neraka kebanyakan adalah orang-orang kaya. Orang yang suka mengumpulkan harta. Apa yang mereka kumpulkan tidak membawa kemaslahatan atas mereka sedikit pun. Selain karena suka mengumpulkan harta mereka juga sombong. Jadi, kekayaan, banyaknya pengikut, tingginya status seseorang bisa menjadikan seseorang itu sombong dan membuat mereka dimasukkan ke neraka. Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. Sombong itu adalah selendangnya Allah ﷻ. Tak boleh ada satu orang pun yang bisa merebut selendang Allah.
Penghuni Al Akraf
Mereka akan terus berada di tempat Al akraf hingga Allah memberikan keputusan akhir atas mereka. Mereka ditahan oleh Allah di tempat Al akraf ini. Karena kebaikan dan keburukan mereka itu sama. Mereka akan terus berharap kepada Allah agar dimasukkan ke dalam surga. Adapun berapa lama mereka tinggal di Al akraf hanya Allah yang tahu. Keadaan mereka sungguh harap-harap cemas.
Menurut ayat selanjutnya bahwa yang memasukkan seseorang ke dalam surga itu adalah rahmat Allah. Rahmat Allah itu lebih besar daripada dosa hamba. Sebagai mana dalam ayat 49 surah al akraf berikut ini,
أَهٰؤُلَاءِ الَّذِيْنَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللّٰهُ بِرَحْمَةٍۗ اُدْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَ ٤٩
Ayat 49. Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?" (Allah berfirman), "Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati."
Sehingga kesudahan tempat kembali manusia itu hanya ada dua yakni surga dan neraka. Adapun Al akraf adalah tempat persinggahan sementara sebelum diberi putusan akhir. Dengan izin Allah mereka semua yang menjadi ashabul akraf masuk surga semua. Mereka diangkat masuk surga atas berkat rahmat dan kasih sayang Allah. Sehingga hati mereka menjadi bahagia dan hilanglah segala kecemasan di hati.
Menurut salah satu riwayat nabi bahwa apa yang menyebabkan mereka menjadi penghuni Al akraf adalah karena di dunia mereka mati syahid akan tetapi durhaka pada orang tua. Karena kebaikan mereka sungguh luar biasa namun mereka juga menanggung dosa besar akibat durhaka pada orang tuanya. Inilah yang menjadikan mereka ditahan terlebih dahulu sebelum Allah memasukkan mereka semua ke Surga.
Dengan demikian menjadi pelajaran bagi kita semua untuk terus menambah amal sholeh kita sebagai bekal menghadap Allah ﷻ. Terus berdoa dan berharap kepada Allah agar kita tidak menjadi penghuni Al akraf terlebih dahulu tetapi bisa langsung masuk surga-Nya dengan izin Allah ﷻ.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”