Oleh: Arik Rahmawati
Setelah sekian lama tak ada nabi yang diutus kepada orang-orang Arab setelah Nabi Ismail AS wafat maka masyarakat Arab menjadi lengah. Jarak mereka dengan Nabi Isa sekitar 500 tahun lamanya. Itupun Nabi Isa tidak diutus untuk bangsa Arab melainkan Bani Israil. Masyarakat Arab tak melihat perkembangan zaman. Apa yang mereka ikuti adalah ajaran nenek moyang mereka.
Sementara itu ada nabi baru yang mengajarkan mereka untuk kembali mengikuti ajaran Nabi Ismail yakni Nabi Muhammad ﷺ.
Sementara orang-orang kafir Mekah tetap mempertahankan ajaran orang tua mereka. Menyembah berhala, mengundi nasib, membunuh anak perempuan hidup-hidup, mengurangi timbangan serta kemaksiatan yang lainnya.
Salah satu bentuk kelengahan bangsa Arab waktu itu adalah tidak memperhatikan adanya orang-orang yang memberi bimbingan kepada mereka. Mereka fokus bertaklid buta pada ajaran orang tua mereka. Mereka tak mau membuka pikirannya.
Kebanyakan orang Mekah itu bebal dan keras kepala. Mereka amat kuat memegang adat istiadat leluhur mereka. Mereka tak mau dikasih pendapat yang benar jika tidak berasal dari pimpinan mereka. Meski yang berbicara adalah seorang nabi, mereka tetap tak bergeming.
Di dalam Surat Yasin ayat 8 itu mereka yang tidak mau beriman itu diibaratkan di lehernya ada belenggu rantai besar sampai ke pangkal lengan sehingga dia tidak bisa memandang ke atas. Di ayat ke sembilan surat Yasin juga dinyatakan bahwa dihadapan orang-orang yang tidak beriman itu terdapat dinding dan di belakang juga ada dinding. Sehingga mereka tidak bisa melihat. Inilah ibarat orang yang mengikuti leluhur tanpa berpikir.
Padahal Allah menciptakan alam raya ini agar manusia terbuka matanya. Terbuka wawasannya agar maju. Agar bisa mengenal Tuhan agar bisa memakmurkan alam. Tapi orang-orang yang tidak beriman itu tertutup karena ada dinding. Kalau mereka berjalan akan tertabrak dinding. Mundur juga terbentur dinding. Inilah kiasan dari orang yang tidak mau berpikir yang tidak menerima kebenaran yang datang dari Allah ﷻ tapi mereka menggenggam erat tradisi kuno yang sudah ketinggalan jaman. Inilah keadaan orang-orang yang tidak mau melakukan perubahan positif di dalam masyarakat.
Memang peringatan dari Allah ini hanya akan bermanfaat bagi orang-orang yang takut kepada Allah saja. Kalau manusia takut pada singa dia akan berlari. Takut tidak lulus ujian maka siapkan diri agar lulus dengan belajar. Takut pada hujan bawa payung. Takut ada ular segera berlari menjauh dari ular tersebut. Akan tetapi takut pada Allah justru kita diminta mendekat kepada Allah.
Inilah ciri orang-orang yang beriman. Dia takut kepada Allah yang ghaib padahal dia tidak melihat wujud Allah. Dia takut kepada Allah padahal dia sendirian. Ada orang-orang yang taat kepada Allah padahal tidak dilihat orang. Sedangkan ada orang yang takut dosa kalau dilihat orang. Dia mau tekun beribadah kalau di luar rumah. Inilah tingkat tingkat keimanan seseorang.
Pada dasarnya yang membedakan manusia dan hewan ini antara lain adalah bahwa binatang itu tidak tahu apa-apa sedangkan bagi orang-orang beriman akan percaya kepada yang ghaib yakni Allah SWT. Binatang itu hidup dalam lingkungannya sendiri. Kalau bagi yang percaya ada yang ghaib mereka berpikirnya jauh melampui hewan sehingga jangkauan berpikir orang-orang yang beriman lebih luas dari jangkauan orang-orang yang tidak percaya pada yang ghaib.
Orang yang percaya pada yang ghaib adalah sebaik-baik ciptaan. Manusia akan kembali kepada keridhoan Allah dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Adapun ketika orang-orang yang beriman masih berada di dunia mereka diberi maghfiroh oleh Allah. Artinya keburukannya ditutup oleh Allah. Sehingga orang-orang masih bersikap baik kepadanya. Inilah kasih sayang Allah kepadanya.
Seandainya Allah membuka isi hati manusia niscaya akan kacaulah hubungan di antara manusia. Terbongkar segala keburukan diri kita. Bisa jadi akan menjauh orang-orang itu dari sekitar kita karena mereka terkejut melihat rekam jejak kita. Untuk itulah Allah menutup rapat rapat keburukan diri kita. Inilah kasih sayang Allah kepada kita. Allah itu maha pengasih.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”