Oleh: Arik Rahmawati
Di dalam surat Az Zumar ayat 7 Allah ﷻ berfirman,
اِنْ تَكْفُرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۗوَلَا يَرْضٰى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَۚ وَاِنْ تَشْكُرُوْا يَرْضَهُ لَكُمْۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
7. Jika kamu kafir (ketahuilah) maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridai kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridai kesyukuranmu itu. Seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada.
Dari ayat ini Allah menegaskan bahwa jika kalian itu kafir maka hal itu tidak berpengaruh apapun terhadap kebesaran Allah ﷻ. Allah itu tidak butuh diibadahi siapapun. Karena Allah itu yang memiliki seluruh alam semesta beserta isinya. Ibadah yang kalian lakukan itu sebenarnya hanyalah untuk kepentingan kalian sendiri.
Di dalam hadist Qudsi dinyatakan bahwa seandainya seluruh makhluk hidup dari kalangan bangsa manusia dan bangsa jin sejak dari Nabi Adam hingga manusia akhir jaman berkumpul untuk beribadah kepada Allah di seluruh waktu hidupnya, beribadah hingga mencapai puncaknya maka sesungguhnya tak akan menambah kemahaperkasaan Allah.
Begitu pula sebaliknya tak akan berkurang setetes pun keagungan serta kebesaran Allah jika manusia dan jin seluruhnya kufur ataupun durhaka kepada-Nya. Allah tidak akan merugi sedikit pun ketika manusia itu misalnya enggan beribadah kepada Allah semuanya. Ibadah itu pada dasarnya adalah bukan untuk kebutuhan Allah. Ibadah itu pada dasarnya adalah untuk kepentingan dan kebaikan serta kebahagiaan manusia itu sendiri. Sebenarnya Allah tidak membutuhkan setetes pun dari ibadah yang kita lakukan.
Jika kita ibaratkan bahwa ketika dokter memberikan resep kepada pasien maka sebenarnya obat itu murni untuk kepentingan pasien. Dokter sebenarnya tak butuh resep itu. Dia hanya memberikan saran agar supaya diminum dan menyembuhkan pasien. Dokter tak memiliki kepentingan apapun demi keselamatan pasien. Sebenarnya pasienlah yang butuh terhadap dokter. Begitulah analoginya.
Hanya saja Allah itu tidak ridho tidak senang jika ada hamba-Nya yang kufur. Misalnya ada seorang pemuda yang akan menikah lalu minta restu ibunya. Si ibu tidak merestui nya. Tetapi karena pemuda itu nekat menikah maka si ibu mengijinkan anaknya menikah tapi tanpa restu ibunya. Mengapa si ibu mengijinkan? Karena anaknya sudah dewasa dia tidak memaksa kehendak anaknya. Begitulah kira-kira perumpamaan antara mengijinkan dan merestui.
Sesungguhnya Allah itu senang apabila seluruh manusia itu beribadah kepada Allah semata. Karena untuk kebahagiaan manusia sendiri di dunia dan di akherat. Akan tetapi Allah itu tidak memaksa manusia untuk beribadah kepada-Nya.
Allah itu akan senang jika kalian itu bersyukur kepada-Nya. Dengan bersyukur, Allah akan menambah nikmat-Nya. Bersyukur itu berarti menggunakan pemberian sesuai kehendak yang memberi. Misal menggunakan mata sesuai dengan kehendak Allah ﷻ untuk melihat yang baik-baik. Allah memberi kita telinga juga harus kita syukuri dengan cara mendengarkan yang baik-baik. Dan segala pemberian Allah itu jika kita syukuri maka Allah akan ridho kepada kita.
Bisa diibaratkan ketika kita memberi baju kepada seseorang maka jika baju itu dia pakai dia jaga, dia cuci, dia setrika, dia rawat lalu ditaruh di lemari baju. Maka inilah yang namanya bersyukur yakni menghargai pemberian orang lain. Tentunya kita akan senang dengan orang yang seperti itu.
Namun apabila baju yang masih bagus kita berikan seseorang maka baju tersebut langsung diambil akan tetapi tidak dipakai namun langsung dipotong jadi dua untuk dibuat keset. Maka hati pemberi baju akan kecewa. Karena baju tersebut tidak sesuai peruntukannya. Nah inilah ibaratnya kalau kita menggunakan benda sesuai dengan yang memberikan maka akan senang yang memberikan. Begitu pula dengan Allah ketika manusia itu bersyukur atas pemberian Tuhan maka Allah tambah nikmat mereka yang sudah ada sebelum nya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”