Oleh: Lia Herasusanti
Dalam Al-Qur'an surat Al An'am ayat 82 menerangkan,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk"
Masalah keimanan, harus diperoleh dengan sesuatu yang jazm (pasti), dan ini akan menghindarkannya dari kemasukan hal-hal yang tercampur dengan dugaan yang menghantarkan pada kesyirikan.
Itulah kenapa seorang muslim diperintahkan untuk mempergunakan dalil aqli yang disertai dengan perasaannya, untuk sampai pada keimanan yang kokoh, yang tak mudah goyah dan tersusupi unsur-unsur kesyirikan yang kadang masuknya sangat halus.
Semoga kita terhindar dari kontaminasi keimanan dengan kesyirikan ini. Karena dampaknya bukan hanya sekedar tak diterimanya amal, tapi bisa mengakibatkan Allah tak mengakui kita sebagai hamba-Nya. Na'udzubillahi min dzalik.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
