Oleh: Alfi Ummuarifah
Dalam surat 'Abasa, Allah ﷻ perintahkan manusia untuk memperhatikan makanannya. Maka hendaklah manusia memperhatikan kepada makanannya. Gizinya, halalnya, waktu memakannya, pasangan antar makanannya hingga mungkin dari mana makanan itu berasal.
Nah, dalam surat Al-Baqarah ini pun demikian. Mari kita lihat:
يٰٓاَ يُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا کُلُوۡا مِنۡ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقۡنٰكُمۡ وَاشۡكُرُوۡا لِلّٰهِ اِنۡ کُنۡتُمۡ اِيَّاهُ تَعۡبُدُوۡنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah: 172)
Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang sehat, aman dan tidak berlebihan, dari yang Kami berikan kepada kamu melalui usaha yang kamu lakukan dengan cara yang halal. Sebab makanan yang berasal dari sumber yang tidak halal akan menjadi daging dan darah yang buruk di tubuh kita. Bahaya bagi tubuh dan akal kita.
Selain itu bersyukurlah kepada Allah dengan mengakui bahwa semua rezeki berasal dari Allah dan kita harus memanfaatkannya sesuai ketentuan Allah jika kita hanya menyembah kepada-Nya. Andai tidak ada makanan itu, karena Allah berikan pada kita, bagaimana kita bisa hidup?
Di dalam ayat ini ditegaskan agar seorang mukmin makan makanan yang baik yang diberikan Allah, dan rezeki yang diberikan-Nya itu haruslah disyukuri. Dalam ayat sebelumnya perintah makan makanan yang baik-baik ditujukan kepada manusia umumnya. Karenanya, perintah itu diiringi dengan larangan mengikuti ajaran setan. Sedangkan dalam ayat ini perintah ditujukan kepada orang mukmin saja agar mereka makan rezeki Allah yang baik-baik.
Maka perintah ini diiringi dengan perintah mensyukurinya. Dengan demikian, saat seseorang makan sebaiknya dia juga memperhatikan semua hal.
Seorang teman yang rajin minum kopi, hobi minum kopi sekalipun tetap harus minum di saat tubuh tidak sedang istirahat malam hari. Sesekali tak masalah. Namun jika rutin ini bisa mengakibatkan kerusakan organ ginjal, jantung dan limpa. Begitu juga saat pagi hari tubuh sedang detox dan kopi sangat membebani organ tubuh.
Lalu, kapan saat yang tepat? Menurut ustadz Abdurrahman Dani, tubuh kita itu dibagi tiga waktu yang harus diperhatikan. Ini berdasarkan ilmu kedokteran arab, cina, yunani dan memperhatikan hadis dan kebiasaan Rasulullah ﷺ. Beliau merangkumnya menjadi pembagian berikut ini:
- Pukul 9 hingga pukul 4 pagi, tubuh sedang istirahat. Berhentikan makan dan minum.
- Pukul 4 hingga pukul 12 suang, tubuh sedang detoksifikasi. Saat itu janganlah makan makanan yang terlalu berat. Misal karbohidrat kompleks. Kita bisa makan kurma, buah dan beberapa sereal yang sifatnya dingin semisal gandum.
Bagaimana dengan nasi, lauk dan lainnya. Kita bisa makan saat setelah pukul 12 ke atas hingga pukul 9 malam. Niscaya tubuh sehat, segar, terhindar dari penyakit menurunnya fungsi organ dan untuk mengobati saat seseorang sakit.
Nah, kopi bisa dikonsumsi pada waktu ini. Sebab tubuh sudah siap mencerna. Termasuk makan nasi dan kawan-kawannya.
- Pukul 12 hingga 9 malam. Tubuh siap mencerna makanan berat di sini. Perhatikan pasangan makanan itu agar tubuh mendapatkan jumlah gizi yang seimbang. Perlu ilmu dalam hal ini, kita wajib mengetahuinya agar tidak zalim pada tubuh kita.
Untuk siang dan makan malam sebaiknya sore hari. Bagi yang gemuk bisa turun ideal. Bagi yang kurus, bisa berisi ideal. Ini sudah terbukti pada beberapa pasien beliau dan pasien saya. Bi idznillah.
Maka konsep tiga waktu tubuh memproses makanan ini sangat baik untuk kesehatan kita. Tak cukup itu kita perlu memperbaiki pasangan makanan itu. Misal Nasi temannya satu jenis lauk dan bisa beragam atau satu sayur.
Tak boleh memadukan telur dan ikan. Sebab memasukan keduanya bisa menimbulkan masalah. Maka konsep makanan seimbang, sangat dianjurkan dalam hal ini. Lebih hemat, efisien dan sehat untuk tubuh serta mencegah dari penyakit.
Kita perlu belajar mengkombinasikan makanan dengan makanan lain. Nanti saya tulis dalam tulisan selanjutnya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”