Oleh: Muslihah
Menghadapi anak yang tidak doyan makan, seorang ibu akan memaksimalkan usaha agar timbul nafsu makan buah hatinya. Mulai dari memasak makanan kegemaran anak, sampai berinovasi dalam masakan. Jika anaknya tidak suka sayur, maka di bikin lah nugget berisi aneka macam sayuran. Hingga sang anak terpenuhi nutrisinya.
Terkadang kita menemui ibu yang memarahi anaknya akibat tak mau makan atau enggan mandi. Kalau ditanya kenapa? Tentu disebabkan rasa sayang yang sangat terhadap anaknya. Demikianlah kasih ibu kepada buah hati. Sedangkan di sisi lain kasih Allah ﷻ terhadap makhluk-Nya tentu jauh lebih besar daripada hal itu.
Oleh karena itu Allah ﷻ memberikan aturan untuk hamba-Nya yang disebut dengan syariat. Ada perintah wajib yang harus dilakukan, jika patuh maka Allah ﷻ berikan pahala namun jika enggan maka berdosa, dan Allah ﷻ siapkan siksa atau azab-Nya untuk para pembangkang.
Perintah sunah, misal salat Duha, bersedekah, mengunjungi orang sakit bahkan tersenyum menampakkan wajah bahagia pun meraih pahala sunah. Orang yang enggan melakukan hal sunah tidak dihitung melakukan dosa. Masih ada hukum lainnya dalam Islam seperti mubah, makruh dan haram.
Jika mau merenungkan, sebenarnya setiap kewajiban yang Allah ﷻ bebankan, merupakan kebutuhan hamba itu sendiri. Sholat misalnya, setiap orang beragama Islam pasti paham jika hal itu merupakan kewajiban dalam lima waktu. Tak boleh ditinggalkan, jika tak melakukan maka akan berdosa. Jika sampai mati dalam keadaan berdosa maka neraka tempat kembalinya.
Sedangkan jika ia taat, ikhlas, lillah dalam mendirikan sholat, maka Allah ﷻ rida kepadanya dan tempat kembalinya adalah surga. Ini adalah bukti bahwa hamba beriman butuh sholat. Sedangkan jika manusia seluruh jagat raya tidak melakukan sholat, tidak akan mengurangi keagungan Allah ﷻ sedikit pun. Dia tetap Sang Pencipta, Maha Kuasa.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa," (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 133)
Ini merupakan salah satu perintah Allah ﷻ kepada hamba-Nya. Mari kita perhatikan! Allah ﷻ memerintahkan agar bersegera kepada ampunan-Nya. Kira-kira apa yang harus dilakukan? Istighfar. Cukup hanya istighfar saja?
Cukupkah hanya istighfar saja, lalu meninggalkan kewajiban dan bahkan melakukan keharaman? Tentu saja tidak cukup. Kita anggap saja dengan satu istighfar akan menghapus satu kesalahan (dosa), namun jika mengabaikan kewajiban tentu dosa menjadi bertambah. Sedangkan satu istighfar takkan bisa menebus satu dosa akibat mengabaikan kewajiban dengan sengaja. Meski sepuluh kali istighfar pun tak akan bisa menghapus dosa akibat melakukan keharaman dengan sengaja.
Maka untuk menggapai ampunan Allah ﷻ harus selalu berusaha menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan (keharaman) semaksimal kemampuan yang dimiliki. Jangan pernah sekali pun melakukan keharaman dengan sengaja. Sebab bisa jadi satu kali saja, itu bisa memgundang azab Allah ﷻ. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَا لَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Az-Zalzalah 99: Ayat 8)
Jika sampai tidak sengaja, maka hal itu beda lagi. Allah ﷻ Maha Adil Maha Pengampun.
Begitulah. Pada dasarnya syariat/hukum/aturan Allah ﷻ merupakan cara Allah ﷻ mengasihi ciptaan-Nya. Maka jika ada yang tak mau patuh, bisa dikata ia enggan dikasihi Allah ﷻ.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”