Oleh: Noviana Irawaty
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰزَكَرِيَّاۤ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ٱِسْمُهٗ يَحْيٰى ۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
(Allah berfirman), "Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya." (QS. Maryam 19: Ayat 7)
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Dalam ayat tersebut maksudnya, Allah ﷻ memberinya kabar gembira tentang (kelahiran) Yahya melalui para malaikat. Allah ﷻ menamakannya dengan sebutan Yahya. Sebuah nama yang selaras dengan pemiliknya. Dia hidup dengan nyata lagi tampak oleh indra (hissi) sampai nikmat (Allah ﷻ) sempurna pada dirinya dan juga hidup secara maknawi. Yaitu kehidupan hati dan ruhnya disertai wahyu, ilmu dan agama.
“Yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengannya,” maksudnya belum pernah ada seorang pun yang menggunakan nama ini sebelumnya. Ada kemungkinan (juga), makna ayat ini adalah Kami belum pernah menciptakan orang yang setara dan sama namanya dengannya di banding masa sebelumnya.
Sehingga, jadilah ini sebagai kabar gembira (bagi Zakaria) karena kesempurnaan Yahya, yang menyandang sifat-sifat yang terpuji, dan bahwa Yahya itu mengungguli orang-orang sebelumnya. Akan tetapi, berdasarkan kemungkinan ini, maka keumumannya harus ditakhsis (dipersempit) dengan Nabi Ibrahim, Musa, Nuh, dan lain sebagainya, yang mereka ini dipastikan lebih baik dibandingkan dengan Yahya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”