Oleh: Lia Herasusanti
"Hayuk atuh datang reuni besok, dah lama ga ketemu"
Begitu ajakan teman-ku saat teman-teman SMA berencana mengadakan acara reuni di salah satu rumah temanku.
Bukannya tak ingin bertemu dengan teman-teman yang sudah lebih dari 30 tahun berpisah. Namun tak dapat dipungkiri, acara reuni seperti ini rawan di tumpangi setan yang selalu mencari celah untuk memalingkan manusia dari tuntunan syariat.
Dalam Al-Qur'an surat Az Zukhruf ayat 62 menerangkan,
وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
"Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu"
Bukti berhasilnya setan memanfaatkan ajang reuni untuk memalingkan dari syariat, terlihat pada kasus perceraian yang banyak terjadi di Padang. Ternyata kasus perceraian yang perharinya mencapai 100 kasus di sana, didominasi oleh adanya reuni/CLBK. Hal ini menunjukkan bahwa setan tak melewatkan peluang reuni sebagai ajang untuk menghancurkan rumah tangga.
Ikhtilat (campur baur) yang terjadi saat reuni, berkhalwat (berdua-duaan) dalam komunikasi lanjutan baik di udara maupun di darat, atau curhat masalah pasangan masing-masing, merupakan bentuk-bentuk aktifitas yang bisa berujung pada kehancuran rumah tangga. Betul bahwa itu bisa terjadi dimana saja, bukan hanya di reuni, namun reunian salah satu yang membuka peluang itu terjadi.
Walaupun demikian, bukan berarti tak bisa bertemu dengan teman-teman masa lalu. Caranya bisa dengan membatasi pertemuan hanya dengan teman sesama jenis, karena sejatinya wanita memang hanya berkumpul dengan sesama wanita dan mahromnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya ikhtilat dan pelanggaran hukum syara' lainnya. Reuni bisa tetap berlangsung, hati tenang, hati pasangan pun tenang, dan yang pasti terhindar dari pelanggaran hukum Allah. Bukankah mencegah lebih baik daripada menyesal?
Dari Jabir dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas benda cair, kemudian dia menugaskan anak buahnya. Anak buah yang memperoleh kedudukan yang paling tinggi di sisinya adalah anak buah yang paling sukses menggoda manusia. Ada salah satu anak buahnya melaporkan, saya telah berbuat begini dan begini. Maka iblis menjawab: 'kamu belum berbuat apa-apa'. Kemudian anak buahnya yang lain datang lalu melaporkan, 'Saya telah membiarkan si Anu (seseorang) sehingga saya telah memisahkan dia dengan istrinya' Iblis menyuruh anak buahnya mendekat, lalu iblis mengatakan, 'Kamu anak buahku yang terbaik'. " (HR.Muslim)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”