Oleh: Athiefa Dienillah
Dari Hudzaifah ra., ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda :
«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian, atas izin Allah ia tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim; ia juga ada dan atas izin Allah ia akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan; ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud al-Thayalisi dan al-Bazzar).
Hadits ini merupakan hadits maqbul, artinya diterima dan dapat dijadikan sebagai hujjah. Al-Hafizh al-‘Iraqi mengomentari: “Hadits ini hadits shahih, Imam Ahmad meriwayatkannya dalam Musnad-nya.” (al-‘Iraqi, Mahajjat al-Qurb ila Mahabbat al-‘Arab, hlm. 176).
Allah ﷻ berfirman :
(وَلَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ وَلَدَیۡنَا كِتَـٰبࣱ یَنطِقُ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ لَا یُظۡلَمُونَ)
Dan Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan). (QS. Al-Mu'minun: 62)
Tata Cara Mewujudkan Khilafah
Janji Allah ﷻ memang merupakan kepastian yang tak mungkin disalahi oleh-Nya. Janji Khilafah pasti akan terwujud. Kita berjuang atau tidak dalam upaya merealisasikan janji Allah ﷻ, Janji tersebut tetap akan terwujud. Insya Allah.
Bukan masalah akan terwujudnya janji Allah ﷻ yang harus kita upayakan. Yang kita butuhkan adalah meraih nilai ibadah dalam mengupayakan terwujudnya janji tersebut. Dan upaya ini yang akan dinilai Allah ﷻ, sehingga kita layak mendapat keridha'an dari-Nya.
Bagaimana cara mewujudkan Janji Allah?
Mewujudkan sistem khilafah membutuhkan kesamaan pemikiran dari umat Islam, khususnya dari rakyat yang ada di negeri yang menginginkan hukum Allah ﷻ ditegakan.
Karena bentuk Negara, pada hakikatnya merupakan kehendak dari rakyat didalamnya. Tak pernah ada penguasa yang memiliki kekuasaan, kecuali rakyat mendukungnya. Tak akan pernah ada kekuasaan dan pemerintahan, jika tak ada rakyat.
Maka, dua unsur yang menjadi penentu eksistensi negara, terjadi perubahan ataupun lenyapnya sebuah negara jelas adalah 'Rakyat dan Kekuasaan'.
Disinilah dibutuhkan sinergi antara Rakyat dan Penguasa, dimana hubungan kedua tak boleh terputus. Keduanya harus memiliki satu pemikiran dalam menjaga eksistensi negara.
Sebagaimana terjadi di Madinah, saat para tokoh penguasa di Madinah dan Rakyatnya saling ridha mengganti hukum kufur yang diterapkan di Madinah, untuk digantikan oleh hukum Allah ﷻ, yang dibawa oleh Rasul ﷺ, dan dengan sukarela mereka membaiat Rasul ﷺ dan menyerahkan kekuasaan kepada beliau. Lalu Daulah Islam tegak berdiri.
Begitu pula, kehancuran khilafah Turki Utsmani, bukan semata-mata disebabkan adanya agen Inggris laknatullah Kemal At-Taturk. Tapi lebih kepada, kekuasaan dan rakyat tak lagi satu pemikiran dalam menjaga eksistensi negara. Maka masuknya agen yang menjadi antek pemecah belah rakyat dan kekuasaan bisa sukses menghancurkan negara.
Atau kasus runtuhnya Rusia, bukan semata-mata karena peran Amerika Serikat yang menyuntikan ide demokrasi, sehingga ia ingin memisahkan diri dari Uni Soviet, tapi lebih kepada politik rakyat dan penguasanya memang menghendaki Rusia terpisah darinya.
Dan Negara kita, bisa merubah sistem dari Demokrasi-Sekuler-Kapitalis, menjadi sistem Khilafah Islamiyyah, dengan melalui beberapa tahapan :
Pertama, Rakyat dan Penguasa, harus mampu menangkap realitas kerusakan sistem, kedzaliman penguasa dan bobroknya sistem yang ada dengan berbagai kerusakan yang ditimbulkannya.
Kesadaran terhadap realita ini yang akan menggerakan rakyat dan para pemegang kekuasaan, berusaha melakukan perubahan.
Jika keduanya masih ridha terhadap 'Demokrasi', maka berharap perubahan akan terjadi menjadi sulit, seperti halnya "jauh panggang dari api". Sulit menegakan Khilafah, ditengah masyarakat yang masih menikmati demokrasi dan menganggap demokrasi masih memberi harapan. Meskipun, berulang-ulang mereka dikecewakan.
Padahal, jelas Allah ﷻ memperingatkan mereka tentang sistem-sistem diluar Islam,
(أَفَحُكۡمَ ٱلۡجَـٰهِلِیَّةِ یَبۡغُونَۚ وَمَنۡ أَحۡسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكۡمࣰا لِّقَوۡمࣲ یُوقِنُونَ)
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)? (QS. Al-Ma'idah: 50)
Kedua, Rakyat dan Pemegang kekuasaan harus disadarkan tentang konsepsi ideal sistem Khilafah, dimana sistem ini dapat menjadi solusi, harapan dan masa depan yang jauh lebih baik bagi kehidupan bernegara.
Kesadaran yang membuat mereka menepis segala tuduhan dan fitnah yang direkayasa oleh para musuh Islam dengan segala tipu dayanya. Tak menjadi phobi Islam, tak takut dituduh radikal dan paham benar Islam bukan agama teoris.
Pemahaman yang harus dipahamkan pada mereka secara rinci dan mendetail, sehingga tergambar bagaimana indahnya hukum Islam mengatur kehidupan dan mensejahterakan rakyat didalamnya.
Maka konsepsi tentang khilafah, tidak menjadi tertutup dan tabu untuk didiskusikan ketengah-tengah publik. Hubungan penguasa dengan rakyat, tergambar harmonis. Tugas, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing jelas dibeberkan beserta dalil-dalil yang menjadi sandarannya.
Akibatnya dipahami bagaimana negara berjalan sinergis antara penguasa dan rakyatnya, mekanisme kontrolnya dan saling ketergantungan antara keduanya dalam mewujudkan keridhaan Allah ﷻ dalam kehidupan.
Hasilnya, tentu rakyat dan penguasa mau menerima visi dan misi kekhilafahan dengan keridhaan yang berdasarkan kesadaran secara umum, terhadap pengaturan sistem yang berujung pada keberkahan hidup.
(وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ)
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A'raf: 96)
Ketiga, Penting adanya jamaah yang senantiasa memahamkan rakyat dan penguasa dengan mendakwahkan pemikiran-pemikiran Islam dan tak pernah takut untuk menyampaikan amar maruf nahi mungkar.
Jamaah ini yang menjadi pemersatu pemikiran antara rakyat dan penguasanya. Menyatukan visi khilafah di benak-benak mereka dan menjalankan misi untuk mewujudkan khilafah secara nyata ditengah kehidupan.
Jamaah yang akan senantiasa ada, meskipun gencar difitnah, dipersekusi bahkan coba dilenyapkan. Nyatanya, mereka tetap ada dan bahkan berlipat ganda. Membuat panik para musuh Islam dan menjadikan mereka hidup terus dalam ketakutan.
لاَ يَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ ظَاهِرُونَ.
"Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang membela (kebenaran) hingga ketetapan Allah datang kepada mereka dan mereka dalam keadaan menang." (HR. Bukhari).
Keempat, Akan tiba masa, para musuh Islam terbelalak kaget, karena para pemegang kekuasaan, rakyat dan ahlul nushroh, mengumumkan penyerahan kekuasaan kepada seseorang, yang ia dibaiat sebagai Khalifah. Dan memproklamirkan berdirinya sistem khilafah.
Dan negeri yang mengumumkan berdiri khilafah, akan mulai menerapkan aturan Allah ﷻ secara kaffah diseluruh aspek kehidupannya. Mengganti semua hukum manusia menjadi hukum Allah ﷻ. Memperkuat keyakinan dan keteguhan kedalam negerinya, akan pertolongan Allah ﷻ. Hingga mereka mengemban Islam keluar negeri dan agar terwujud janji Allah ﷻ, Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dan Kaum Muslimin menjadi umat Terbaik ditengah manusia.
Maka saat hari itu tiba. Kembalilah kemuliaan Kaum Muslimin. Kembalilah kehormatan kaum Muslimin. Dan Allah tunaikan janji-Nya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”