Oleh: Noviana Irawaty
Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
155. Allah ﷻ mengabarkan bahwa sudah terjadi keharusan bagi hamba-hamba-Nya untuk diuji dengan segala cobaan, agar jelas orang yang benar dan orang yang berdosa, orang yang sabar dengan orang yang tidak sabar, dan ini adalah sunah Allah ﷻ pada hamba-hamba-Nya. Karena suatu kesenangan itu bila terus berlanjut bagi orang-orang yang beriman dan tidak diiringi dengan suatu cobaan, niscaya akan terjadi campur aduk dan menghasilkan kerusakan bagi hamba tersebut, ke mahabijaksanaan Allah ﷻ memastikan untuk memilah-milah antara orang-orang yang baik dan orang-orang yang jahat. Inilah manfaat dari cobaan dan ujian bukannya untuk menghilangkan keimanan yang ada pada seorang hamba yang beriman, dan tidak pula untuk memalingkan mereka dari agamanya, karena Allah ﷻ tidak menyia-nyiakan keimanan kaum Mukminin.
Allah ﷻ mengabarkan dalam ayat ini bahwasanya Dia akan menguji hamba-hamba-Nya “dengan sedikit ketakutan” dari musuh-musuh “dan kelaparan”. Yakni, dengan sesuatu yang sedikit dari keduanya, karena apabila Allah ﷻ menguji mereka dengan seluruh ketakutan atau seluruh kelaparan niscaya mereka akan binasa, sedangkan cobaan-cobaan itu hanya membersihkan bukannya untuk membinasakan, “dan kekurangan harta” yang meliputi seluruh kekurangan yang bersangkutan dengan harta, baik bencana dari langit, tenggelam, kehilangan, raja-raja yang zalim, dan perompak jalanan yang merampas harta dan sebagainya.
“Dan jiwa” yaitu perginya orang-orang yang dicintai, baik anak-anak, kerabat karib, dan teman sejawat, dan dari berbagai macam penyakit pada tubuh seorang hamba atau tubuh orang yang dicintainya, “dan buah-buahan” yaitu biji-bijian hasil pohon kurma dan segala macam pepohonan serta sayur-mayur dengan adanya hawa dingin, gemuruh, kebakaran, dan penyakit dari langit seperti adanya hama belalang atau semacamnya. Hal-hal tersebut pasti akan terjadi karena Allah ﷻ Maha Mengetahui lagi Maha Mengamati, telah mengabarkan tentangnya dan akhirnya terjadilah apa yang dia kabarkan, maka apabila semua itu terjadi dibagilah manusia ke dalam 2 golongan, orang-orang yang berkeluh kesah dan orang-orang yang sabar.
Orang yang tidak sabar mendapatkan dua musibah, hilangnya sesuatu yang dicintai yaitu adanya musibah tersebut dan hilangnya sesuatu yang lebih besar dari hal pertama, yaitu pahala dengan menunaikan perintah Allah ﷻ yaitu bersabar, akhirnya dia memperoleh kerugian dan kehampaan serta kekurangan iman, yang ada padanya juga kehilangan kesabaran dan rasa syukur, namun yang ia dapatkan hanyalah kemurkaan yang menunjukkan bahwa banyaknya kekurangan pada diri hamba tersebut.
Adapun orang yang diberi taufik oleh Allah ﷻ dengan kesabaran ketika terjadinya musibah, ia akan menahan diri dari mencaci maki baik secara lisan maupun perbuatan. Ia hanya mengharap pahala di sisi Allah ﷻ dan ia tahu bahwa kesabarannya lebih besar daripada musibah yang menimpa dirinya, bahkan musibah itu menjadi sebuah kenikmatan tersendiri bagi dirinya. Karena musibah itu menjadi Jalan untuknya dalam memperoleh sesuatu yang lebih baik baginya dan lebih bermanfaat dari musibah itu. Sesungguhnya ia telah menunaikan perintah Allah ﷻ untuk bersabar yang akhirnya ia memperoleh pahala. Oleh karena itu, Allah ﷻ berfirman, “Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang bersabar,” maksudnya, kabarkanlah berita gembira bahwa mereka akan mendapat pahala mereka tanpa batas. Orang-orang yang bersabar adalah mereka yang berhasil dengan kabar gembira yang agung dan pemberian yang besar, kemudian Allah ﷻ telah menjelaskan tentang mereka dengan firman-Nya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”