Oleh: Ramsa Sahara
Tiada yang tersembunyi di hadapan Allah ﷻ, baik apa yang ada di bumi atau di langit. Bahkan apa yang terjadi besok, atau lusa Allah ﷻ sudah tahu. Karena Dia Maha Tahu.
Besok kita ketemu siapa dan kerja apa saja Allah ﷻ tahu, namun tugas kita sebagai hamba adalah memilih aktivitas yang Allah ﷻ ridai. Berusaha beramal yang ihsan atau amal terbaik yang memuat dua kriteria, yakni diawali niat yang lilahi ta'ala dan cara melakukannya sesuai ajaran Rasulullah ﷺ atau sesuai syariat.
Karena bahaya jika kita beramal sudah ikhlas, namun dengan cara yang tidak sesuai syariat. Ikhlas menyumbang ratusan juta tapi uang hasil rampok misalnya, tentu ini bukan amal yang ihsan alias tidak akan mendatangkan ganjaran pahala.
Atau juga rajin bantu sesama tapi niatnya agar bisa dikatakan orang baik atau dermawan. Ini pun tidak tepat. Jadi Ikhlas dan caranya benar barulah Allah ﷻ beri ganjaran terbaik.
Begitu pun bersedekah sunnah maka yang diperhatikan adalah cara mendapatkan uangnya dan niat saat sedekah tetap dijaga agar hanya lillahi ta'ala.
Dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 121 menerangkan,
وَلَا يُنْفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً وَلَا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya:
dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Sekecil apapun usaha kita belajar mencari ilmu, menyebarkan ilmu niscaya ada ganjarannya. Maka tetaplah berusaha menuntut ilmu walau harus mengurangi porsi makan, atau mengurangi jam tidur, semoga ada kebaikan yang berlimpah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”