Oleh: Agustia
Hari itu, Sabtu, 1 Juli 2023. Alhamdulillah, dapat hadir dalam Tabligh Akbar dengan tema “Berkah Silaturahmi” yang diadakan oleh Reuni Perak Ikasmantri' 98 bersama Ustd. Koh Dennis Lim, di Masjid Raya kota Padang. Memenuhi perintah Allah ﷻ, menuntut ilmu itu adalah wajib (Fardhu A’in). Rugi meninggalkannya, rugi tidak memenuhinya, jika tak ada uzur syar’i.
Ustd. Koh Dennis merupakan seorang ustd. Muda keturunan TiongHoa, beliau sering kita jumpai lewat layar tiktok, Yuotube bahkan Instagram, adalah seorang yang tawadhuk, low profile. Beliau enggan dipanggil ustadz karena belum merasa pantas. Ilmu belum cukup, panggil Koh saja, senyumnya. Sholehnya.
Istri beliau, seorang Muslimah, Yunda Faisyah, anggun dengan cadarnya. Menimba ilmu di pondok yang sama dengan Koh Dennis, di Daa’rut Tauhid sana.
Kisah hidupnya sempat ditanya oleh salah seorang jamaah yang hadir pada waktu itu. Menurutnya, keluarganya yang hidup berkecukupan, tiba-tiba mengalami kebangkrutan hingga mengharuskan ia memutar otak untuk mencari peruntungan di meja judi, bandar taruhan di Thailand.
Karena memang pintar, Ia juga mengalami kesuksesan di meja judi hingga mendapat keuntungan hingga ratusan juta, namun pada akhirnya ia mendapat hidayah dan berhijrah. Beliau sempat berguru pada A’a Gym di Pesantren Daa’rut Tauhid, Bandung dan kini ia masih sibuk menimba ilmu agama di berbagai tempat. MasyaAllah.
Menurut Koh Dennis nih, kita sekarang berada di jembatan penyeberangan. Berada disatu sisi menuju kesisi lainnya. Dari roh, penciptaan, kemudian hidup didunia menuju kehidupan abadi di akhirat, yaumil akhir menuju surga dan neraka.
Sementara hidup didunia kita menginginkan hidup bahagia. Apa kalau dekat dengan Allah ﷻ kita bahagia? Bisa jadi tambah banyak masalah. Kenapa? Karena bahagia itu pada apa yang Allah ﷻ suka, bukan pada apa yang kita suka. Nabi Adam saja diusir dari surga karena satu kesalahan, nggak ada artinya kok kalau seluruh dunia mencintai kita tapi Allah ﷻ benci.
Kita bersyukur dengan rezki yang sudah ditentukan untuk kita, rezki yang mana?
- Yang dimakan kemudian menjadi kotoran;
- Yang di pakai kemudian menjadi usang;
- Yang diinfakkan di jalan Allah ﷻ.
Ada yang suka kalau gajinya besar atau kecil? Seorang pekerja dengan gaji kecil tapi sangaat bahagia bekerja pada seorang “bos”. Setiap kali bertemu dengan pekerjanya, selalu menyapa dengan hangat. Dengan tersenyum.
“Bapak Sholeh. Apa kabar, sehat? Sambil mengambil tangan kita nenyalami, tersenyum. Bapaknya bagaimana kaabarnya. Saya titip salam ya, dengan beliau. Kemaren saya ketemu Juma'tan di Masjid, tapi tidak sempat bercerita lama padahal saya masih ingin bicara, banyak yang ingin saya tanyakan. Beliau guru yang baik”. Nah, nyaman kan punya pimpinan begitu?
Coba kalau punya “bos” suka nanya, “Eh, pekerjaan kamu sudah selesai, nanti jangan lupa selesaikan pekerjaan yang saya tugaskan tadi. Cepat selesaikan, kalau tidak nanti jabatanmu jadi jaminannya”, sadis amat punya “bos” seperti itu ya?
Koh Dennis menyampaikan dakwahnya dengan ringan dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami, jamaah beliau me-angguk-angguk tanda paham.
Standar untuk berbuat maksiat itu apa ya, ada yang tau? Apa tanda-tandanya? Jamaah menggeleng.
Ada 2...
- Membuat gelisah;
- Tidak ingin ada yang tahu. Setuju ustadz, eh Koh Dennis.
Jika ingin menjadi orang baik, pakai kacamata iman, jangan pakai kacamata kuda, ya. Apa yang baik bagi orang beriman adalah mendekatkan diri pada Allah ﷻ.
Panjang lebar Koh Dennis menjelaskan mulai dari masalah Su-Is (suami-istri), hingga akhirnya, pertemuan yang diawali dengan sambutan, harus diakhiri dengan doa. Memohon pada Allah ﷻ diberkahilah Majelis, jadikan sisa usia ini jadi bermanfaat, dekatkan pada guru, ilmu, dekat pada Allah ﷻ. Mohon di bantu menjaga hati jangan salah niat. Aamiin.
Berulang-ulang kata Aamiin diucapkan, berulang istighfar disebut, tanda semakin tunduk semakin tawadhuk, memohon dengan sepenuh hati pada Allah ﷻ, dengan penuh haru, mata yang basah, mengharap keridhoan Allah ﷻ pada diri dan semesta di bumi Allah ﷻ, semoga Allah ﷻ ridho, Aamiin.
Syukron jazakunallah Khairan katsiran pada panitia yang telah sukses menyelenggarakan acara, terutama Ananda Lince Yulince Z. Semoga usaha dan kerja kerasnya menjadi ladang amal jariah hingga ke surga-Nya. Aamiin.