Oleh: Ryah Fathyrafaly
Dalam Al-Qur'an surat Az-Zariyat ayat 22 menerangkan,
وَفِى السَّمَآءِ رِزۡقُكُمۡ وَمَا تُوۡعَدُوۡنَ
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.
Di langit terdapat sebab-sebab rezeki bagi manusia seperti turunnya hujan yang menyebabkan datangnya kesuburan tanah pertanian dan perkebunan yang menghasilkan berbagai hasil bumi dan buah-buahan sebagai rezeki bagi manusia dan ternak piaraannya, dan terdapat pula apa yang dijanjikan Allah ﷻ untuk manusia yaitu takdir penetapan Allah ﷻ terhadap manusia itu masing-masing yang semuanya ditulis di Lauh Mahfudz.
Sebab-sebab rezeki di langit yang berlaku bagi semua makhluk hidup dan telah umum diketahui paling tidak ada tiga yaitu, air dalam bentuk hujan, angin dan cahaya matahari. Air menjadi sebab rezeki. Melalui air hujan yang jatuh ke atas tanah dan memberikan kelembaban tanah sehingga memungkinkan ditumbuhi tanaman yang bermanfaat bagi manusia dalam bentuk bahan pangan, sandang Angin oleh manusia bisa dimanfaatkan energinya bagi pelayaran dan menggerakkan kincir menjadi sumber energi, atau menjadi sebab terjadinya penyerbukan tanaman sehingga hasil pembuahannya bisa dimakan manusia.
Sedangkan cahaya matahari merupakan sumber utama energi di permukaan bumi yang bisa diperoleh langsung melalui kehangatannya atau secara tidak langsung melalui pertumbuhan tanaman (fotosintesis) pergerakan angin dan siklus hidrologi.
Bahkan energi minyak bumi yang saat ini merupakan sumber energi yang paling banyak dipakai, berasal dari energi cahaya matahari yang ditangkap oleh organisme laut (plankton), untuk kemudian terakumulasi sebagai endapan yang kemudian berubah menjadi minyak bumi.
Dimulai dengan sumpah dari Allah ﷻ bahwa semua yang diancamkan itu pasti akan berlaku dan bahwa balasan terhadap segala amal pasti akan terbukti. Dalam surah yang sebelumnya, dikisahkan kebinasaan beberapa umat yang terdahulu secara umum dan dalam Surah adh-dzariyat ini diberikan perinciannya.
Surah-surah yang pada permulaannya ada sumpah dengan huruf-huruf hijaiah (fawatihus-suwar) biasanya dimaksudkan untuk memperkuat salah satu dari tiga unsur yaitu ketauhidan, kerasulan dan kebangkitan.
Dalam surah-surah yang dimaksudkan untuk memperkuat ketauhidan, biasanya digunakan sumpah dengan benda-benda yang tidak bergerak, dan untuk memperkuat keimanan tentang hari kebangkitan digunakan sumpah dengan benda-benda yang bergerak karena kebangkitan itu mengandung pengumpulan dan pemisahan yang lebih pantas dikaitkan dengan benda-benda yang bergerak.
Orang Arab sangat takut akan sumpah palsu karena akibat yang sangat buruk dan terkutuk. Oleh karena itu, setiap sumpah yang serius oleh mereka sangat diperhatikan, terlebih jika yang bersumpah itu adalah Allah ﷻ.
Dalam ayat-ayat ini Allah ﷻ bersumpah,
وَالذّٰرِيٰتِ ذَرۡوًا ۙ فَالۡحٰمِلٰتِ وِقۡرًا فَالۡجٰرِيٰتِ يُسۡرًا ۙ فَالۡمُقَسِّمٰتِ اَمۡرًا ۙ اِنَّمَا تُوۡعَدُوۡنَ لَصَادِقٌ وَّاِنَّ الدِّيۡنَ لوَاقِعٌ
"Demi angin kencang yang menerbangkan debu dengan tiupannya yang sangat kuat dan dahsyat. Dan dengan awan yang gumpalannya mengandung banyak air hujan. Dan kapal-kapal yang berlayar hilir-mudik di lautan dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sungguh, (hari) pembalasan pasti terjadi." (QS. Az-Zariyat Ayat 1-6)
Dan dengan para malaikat yang membagi-bagi segala urusan yang dipikulkan kepada mereka seperti mengatur perjalanan planet dan bintang-bintang, soal menurunkan air hujan, membagi rezeki, dan sebagainya.
Ayat di atas mengajak kita untuk berpikir tentang angin. Angin adalah massa udara yang bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan lebih rendah. Penyebab adanya perbedaan tekanan ini adalah perbedaan suhu. Pada keadaan volume yang tetap, kenaikan suhu udara akan menaikkan tekanannya. Tetapi pada kenyataannya di alam kenaikan suhu udara pada suatu tempat akan menyebabkan pemuaian volume udara dan pengaliran udara ke atas, sehingga kerapatan udara di tempat itu akan berkurang dan akan diisi oleh massa udara dari tempat lain yang lebih dingin.
Jadi pada dasarnya pergerakan udara ini dikendalikan oleh energi yang ditimbulkan oleh perbedaan suhu di tempat-tempat lain di permukaan bumi. Dengan pergerakannya, angin juga berperan sebagai radiator penyeimbang suhu udara.
Tanpa adanya angin suhu di daerah gurun akan jauh lebih panas daripada yang didapati sekarang, demikian pula di daerah dingin akan sangat membekukan. Energi pergerakan angin yang memadai dapat memberikan banyak manfaat kepada manusia, seperti untuk pelayaran, memutar kincir untuk pembangkit energi.
Di luar kendali manusia angin berperan penting dalam penyerbukan bunga-bunga menjadi buah dan menerbangkan biji-bijian serta spora untuk penyebaran tumbuhan. Fenomena lain yang terjadi adalah terciptanya gelombang di lautan. Pergerakan udara dapat pula terjadi dengan energi yang demikian besar sehingga menimbulkan bencana dan kerugian misalnya dalam bentuk badai dan topan.
Dengan angin Allah ﷻ bersumpah dan yang membagi-bagi urusan. Dengan adanya angin, demikian banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi yang diakibatkan hembusannya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”