Oleh: Noviana Irawaty
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّاۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ كَمَاۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلٰى نُوْحٍ وَّا لنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖ ۚ وَاَ وْحَيْنَاۤ اِلٰۤى اِبْرٰهِيْمَ وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَا لْاَ سْبَا طِ وَعِيْسٰى وَاَ يُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚ وَاٰ تَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا
"Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, lsmail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya; 'Isa, Ayyub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Daud." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 163)
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
163. Allah ﷻ memberitakan bahwa Dia telah mewahyukan kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad ﷺ, syariat yang agung dan berita-berita yang benar yang tidak Dia wahyukan kepada nabi-nabi tersebut. Ini menunjukkan beberapa faidah :
- Bahwasanya Muhammad ﷺ bukanlah rasul yang pertama, akan tetapi Allah ﷻ telah mengutus sebelumnya rasul-rasul yang banyak jumlah dan bilangannya. Maka merasa aneh dan heran kepada kerasulan beliau sama sekali tidak memiliki sandaran, kecuali hanya kebodohan dan keingkaran.
- Bahwa Allah ﷻ telah mewahyukan kepadanya sama seperti mewahyukan kepada rasul-rasul tersebut berupa pokok-pokok dasar dan keadilan yang mereka sepakati, dan bahwa sebagian dari mereka membenarkan sebagian yang lain, dan sebagian lain sesuai dengan sebagian yang lain.
- Bahwa Muhammad ﷺ itu adalah sama dengan rasul-rasul terdahulu, agar orang menganggapnya sebagai salah seorang dari saudara-saudaranya dari para Rasul, dakwahnya adalah dakwah mereka, akhlak mereka sama, sumber mereka satu, tujuan mereka satu, dan mereka tidak ditemani oleh orang-orang bodoh, pendusta dan tidak juga raja-raja yang zalim.
- Bahwa dalam penyebutan rasul-rasul tersebut dan pengungkapan mereka menunjukkan pujian terhadap mereka, sanjungan yang jujur buat mereka, penjelasan akan kondisi mereka, yang akan membuat kaum Mukminin bertambah imannya kepada mereka, kecintaan kepada mereka, mengikuti petunjuk mereka, mencontoh Sunah mereka dan mengetahui hak-hak mereka, dan hal itu sebagai suatu landasan dari Firman Allah ﷻ, "keselamatan atas Nuh dari seluruh alam" (Ash-Shaffat: 79) dan "keselamatan atas Ibrahim" (Ash-Shaffat: 109), kemudian, "keselamatan atas Musa dan Harun"(Ash-Shaffat: 120) juga, "keselamatan atas ilyasin, sesungguhnya begitulah kami membalas orang-orang yang berbuat baik" (Ash-Shaffat:130-131).
Setiap pelaku kebaikan mendapatkan pujian yang baik di antara makhluk sesuai dengan kebaikannya, dan para rasul khususnya mereka-mereka itu ditempatkan pada tingkatan-tingkatan tertinggi dari kebaikan.
Dan setelah Allah ﷻ menyebutkan tentang kebersamaan mereka dalam (menerima dan menyampaikan) wahyu-Nya, Allah ﷻ menyebutkan pengkhususan sebagian dari mereka, maka Allah ﷻ menyebutkan bahwa Allah ﷻ memberikan Zabur kepada Dawud, yaitu sebuah kitab yang dikenal dengan al-Mazbur, di mana Allah ﷻ mengistimewakan Dawud dengannya disebabkan oleh keutamaan dan kemuliaannya, dan bahwa Allah ﷻ berbicara dengan Musa (secara langsung), artinya secara lisan darinya kepada Musa tanpa ada perantara hingga beliau terkenal dengan hal tersebut di seluruh alam, hingga dikatakan bahwa Musa adalah Kalimurrahman.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”