Oleh: Ryah
Bismillahirrahmanirrahim
Orang baik dan mampu berbuat baik dianggap selalu peduli dan bisa memenuhi kebutuhan dimaksud. Jumlah orang baik di tengah-tengah masyarakat sebenarnya masih cukup banyak, namun minim. Orang baik yang dimaksudkan itu adalah orang yang jujur, ikhlas, sabar, pintar, pekerja keras, bertanggung jawab, peduli sesamanya, dan seterusnya.
Allah menciptakan satu umat yang besar jumlahnya untuk menempati surga. Mereka terdiri dari umat-umat dan suku-suku yang berjuang untuk membimbing manusia ke jalan yang benar serta mendidik mereka berpendirian teguh.
Mereka menegakkan keadilan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah dan tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali jalan Allah itu. Mereka inilah umat Nabi Muhammad ﷺ.
Berkata Rasulullah ﷺ :
"Inilah umatku dengan kebenaran mereka memerintah, menetapkan keputusan-keputusan, mengambil (hak mereka) dan memberikan (hak orang lain)".
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Barang siapa di antara kamu yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika ia tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika tidak mampu, (ubahlah) dengan hatinya. Dan, itulah selemah-lemah iman." (HR. Muslim dan Ashabus Sunan) (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dalam shahihain)
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Barang siapa di antara kamu yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika ia tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika tidak mampu, (ubahlah) dengan hatinya. Dan, itulah selemah-lemah iman." (HR. Muslim dan Ashabus Sunan)
Terkadang sebagai makhluk ciptaan Allah ﷻ, kita lupa untuk bersyukur. Padahal, semua yang ada pada diri kita adalah nikmat pemberian Sang Khalik, mulai dari kesehatan, harta, hingga pengetahuan.
Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat:
“Ingatlah nikmat yang telah Aku berikan kepadamu.” (Qs. Al Baqarah 122)
Allah tidak pernah meminta manusia untuk membalas seluruh nikmat-Nya dengan harta benda.
Dalam firman-Nya, Allah hanya meminta manusia untuk mengingat nikmat yang telah Ia berikan. Nah, berbuat baik kepada sesama adalah salah satu cara mengingat nikmat pemberian Allah ﷻ. Menolong sesama dan tidak menzalimi orang lain merupakan tindakan sederhana yang membantu kita untuk tidak mengingkari nikmat dari Allah ﷻ serta menjadi cerminan kebaikan yang datang dari Allah ﷻ.
Setiap kebaikan, meskipun kecil bentuknya, akan mendapatkan balasan dari Allah ﷻ. Begitu pula dengan keburukan, seremeh apa pun bentuknya juga akan mendapat ganjaran.
"Barangsiapa yang berbuat kebaikan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang berbuat kejahatan (sebesar biji dzarrah), niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula."
Pemuda bijaksana adalah pemuda yang memiliki sikap tepat dalam menyikapi setiap keadaan dari setiap peristiwa sehingga memancarlah keadilan.
Pemuda bijaksana juga bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga akan menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas.
Pemuda yang bijaksana akan tau mana hal yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Kebanyakan orang tidak tahu bagaimana caranya agar bisa menjadi pemuda yang bijaksana dengan sejatinya karena banyak hal-hal yang mempengaruhi diri entah itu dari dalam diri sendiri ataupun dari luar diri.
Kebijaksanaan tidak boleh disalah artikan dengan kepintaran. Meski kepintaran seseorang membantu tetapi belum tentu pemuda pintar akan bijaksana melainkan pemuda yang bijaksana adalah orang yang pintar karena paham mana yang harus sungguh dilakukan dan mana yang tidak harus dilakukan dalam hal kebaikan.
Maka dari itu pemuda bijaksana akan senantiasa menoleransi ketidakpastian dan tetap optimis bahwa permasalahan yang rumit pun memiliki solusi karena pemuda yang bijaksana dapat menilai mana yang benar.
Pemuda yang bijaksana sungguh akan memiliki hidup yang lebih berarti karena melakukan segala sesuatu dengan ada artinya dan mencari makna yang tepat dari setiap peristiwa yang ada supaya apa yang dilakukan tidak terbilang sia-sia.
Pemuda yang lebih bijaksana, biasanya tingkat kesejahteraan mereka semakin tinggi, khususnya saat mereka semakin tua.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”