Sudah 16 bulan, sejak operasi pembebasan Palestina yang dinamai Badai Al-Aqsa, aksi genosida zionis Yahudi terhadap warga Gaza masih terus berlangsung. Entitas Yahudi bergeming meski banyak negara dan warga dunia mengecam kekejaman mereka. Hingga hari ini jumlah korban meninggal diperkirakan lebih dari angka 46 ribu jiwa; korban luka, termasuk cacat permanen, lebih dari 100 ribu; korban hilang, diduga tertimbun reruntuhan bangunan, ada sekitar 11 ribu.
Namun, ada kekhawatiran umat mulai lupa dan bosan memberikan perhatian pada Gaza. Khawatir mereka mulai menganggap genosida yang dilakukan entitas Yahudi atas Palestina itu sebagai hal yang biasa.
Zionis Yahudi Adalah Penjajah
Para pemimpin negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat, menyatakan bahwa tindakan negara zionis atas Palestina selama ini sebagai tindakan membela diri secara legal. Suara yang sama juga terus dipropagandakan oleh media massa Barat dan para pengikutnya, juga para buzzer negara zionis. Mereka memproduksi opini bahwa tindakan entitas Yahudi adalah balasan terhadap kelompok teroris yang mengganggu kedaulatan negerinya.
Presiden AS Donald Trump bahkan mengancam Hamas untuk segera membebaskan tawanan. Ia menyebut neraka akan pecah jika Hamas tidak mengikuti perintahnya. Demikian yang dia nyatakan pada 8 Januari lalu.
Tentu saja ocehan para pemimpin Barat, media massa dan para buzzer yang menjadi corong mereka adalah dusta besar. Kehadiran entitas Yahudi di tanah Palestina adalah ilegal. Mereka adalah penjajah tanah Palestina. Kaum Yahudi datang berbondong-bondong ke Palestina atas konspirasi jahat negara-negara Barat terutama Inggris. Pemerintah Inggris, lewat Deklarasi Balfour pada tahun 1917, menyatakan dukungannya kepada konglomerat sekaligus pimpinan komunitas Yahudi, Lord Rotschild, di Inggris. Negara-negara Barat lalu mengakui pendirian negara zionis pada tahun 1948. PBB pun mengukuhkan eksistensi negara zionis lewat pengakuan mereka sebagai anggotanya pada tahun 1949.
Palestina adalah tanah air kaum Muslim. Palestina termasuk tanah kharajiyah yang dibebaskan oleh Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. pada tahun 637 M. Penduduk Yerusalem, melalui Uskup Sofronius, menyerahkan secara langsung kunci Kota Yerusalem kepada Khalifah Umar ra. Mereka juga meminta kepada Amirul Mukminin Umar ra., lewat Perjanjian Umariyah, untuk tidak mengizinkan satu orang Yahudi pun tinggal di negeri mereka meskipun hanya satu malam.
Karena itu bohong besar jika serangan zionis Yahudi terhadap penduduk Palestina disebut sebagai upaya membela diri. Sudah berkali-kali militer zionis melakukan serangan, pengusiran dan pembantaian terhadap penduduk Palestina jauh sebelum Oktober 2023. Peristiwa Nakba yang terjadi pada 15 Mei 1948, misalnya, hanyalah salah bukti kebiadaban zionis. Serangan militer Yahudi terhadap penduduk Palestina itu menyebabkan 700.000 orang melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka.
Dusta besar juga jika serangan militer zionis sejak tahun 2023 lalu disebut upaya self defense (membela diri). Pasalnya, target serangan adalah pemukiman penduduk, rumah sakit, sekolah dan pasar. Korbannya pun adalah anak-anak, perempuan, tenaga medis, jurnalis dan petugas PBB. Lebih dari 70 persen korban adalah anak-anak dan perempuan. Jika dihitung, setiap jam militer Yahudi membunuh satu anak Palestina dan dua orang ibu Palestina.
Zionis Yahudi juga dilaporkan melakukan pencurian organ dari jenazah warga Gaza. Mereka pun melakukan penyiksaan dan pemerkosaan terhadap para tawanan baik lelaki maupun perempuan. Hanya orang gila yang menyebut semua itu sebagai tindakan membela diri.
Mahalnya Nyawa Muslim
Baginda Nabi Muhammad ﷺ menggambarkan betapa mahal dan betapa berharga nyawa seorang Muslim. Bahkan kehancuran dunia pun tidak sebanding dengan itu. Rasulullah ﷺ bersabda:
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ
Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan seorang Muslim (HR an-Nasa’i).
Rasulullah ﷺ pun menceritakan besarnya kemurkaan Allah ﷻ atas pembunuhan terhadap seorang Muslim:
لَوْ أَنَّ أَهْلَ السَّمَاءِ وَأَهْلَ الأَرْضِ اجْتَمَعُوا عَلَى قَتْلِ مُسْلِمٍ لَكَبَّهُمُ اللهُ جَمِيعًا عَلَى وُجُوهِهِمْ فِي النَّارِ
Andai penduduk langit dan penduduk bumi berkumpul untuk membunuh seorang Muslim, sungguh Allah akan membanting wajah mereka dan melemparkan mereka ke dalam neraka (HR ath-Thabarani).
Bayangkanlah, hari ini Muslim yang terbunuh bukan hanya satu, tetapi puluhan ribu! Namun demikian, nyaris tak ada pembelaan terhadap mereka. Hal yang juga dikhawatirkan, setiap hari orang semakin melupakan nasib Gaza.
Padahal seorang Muslim semestinya mencurahkan perhatiannya terus-menerus pada nasib kaum Muslim. Pasalnya, di antara ciri Mukmin yang ittibâ’ kepada Rasulullah ﷺ adalah memiliki sifat kasih-sayang kepada sesama Muslim. Allah ﷻ berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia itu keras terhadap kaum kafir, tetapi berkasih-sayang dengan sesama mereka (TQS al-Fath [48]: 29).
Dua sifat inilah yang harus melekat pada setiap Muslim. Namun, hari ini justru umat menyaksikan hal sebaliknya. Banyak penguasa Muslim, misalnya, yang justru menjalin hubungan akrab dengan zionis Yahudi dan Amerika Serikat yang jelas-jelas kafir harbi fi’l[an]. Sebaliknya, para penguasa Muslim tersebut tidak memberikan pembelaan yang sepadan kepada penduduk Gaza.
Selain itu, siapa saja yang mengharapkan rahmat Allah ﷻ wajib mencurahkan kasih-sayang dan perhatian kepada sesama Muslim. Pasalnya, Allah ﷻ hanya akan merahmati orang-orang yang memiliki sifat kasih-sayang. Nabi ﷺ bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاء
Para penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah oleh kalian makhluk yang ada di bumi, niscaya akan menyayangi kalian yang ada di langit (HR at-Tirmidzi).
Rasulullah ﷺ juga menggambarkan hubungan sesama orang beriman bagaikan satu tubuh. Artinya, jika ada satu yang luka maka harusnya yang lain pun secara otomatis ikut merasakan perihnya luka tersebut. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal saling mencintai, berkasih-sayang dan tolong-menolong di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Jika ada satu bagian tubuh mengalami sakit maka sekujur tubuh juga ikut merasakannya dengan tidak dapat tidur dan merasakan demam (HR Muttafaq ’alaih).
Tidak kalah pentingnya, Palestina adalah negeri yang diberkahi, tanah suci kaum Muslim dan kiblat pertama bagi umat ini. Palestina juga adalah negeri yang menjadi tujuan Baginda Nabi ﷺ melaksanakan perjalanan Isra’ serta melakukan shalat bersama para nabi dan rasul sebelumnya. Sudah seharusnya muncul perhatian dan pembelaan terhadap Palestina dan para penduduknya.
Menentukan Nasib Sendiri
Sungguh penderitaan yang dialami penduduk Gaza jauh melebihi apa yang sedang dialami penduduk dan selebritis Hollywood dalam kebakaran di Los Angeles, Amerika Serikat. Kebakaran yang terjadi di Los Angeles hari ini sudah menyebabkan total kerugian hampir Rp 1.000 triliun. Angka ini hampir tiga kali lipat dari bantuan Amerika Serikat (AS) untuk operasi militer zionis. Luas kawasan yang terbakar pun mencapai 360 hektar. Nyaris setara dengan luas wilayah Gaza. Pemerintahan AS sampai hari ini masih kelimpungan menangani kebakaran dan menolong warganya. Inilah kuasa Allah ﷻ.
Namun demikian, di sana tidak ada serangan bom fosfor, penyiksaan dan pembunuhan seperti yang terjadi di Gaza. Penduduk Gaza sampai hari ini juga kehilangan akses air bersih dan mengalami kelaparan hebat akibat blokade kaum zionis. Apalagi genosida oleh zionis Yahudi di Gaza berjalan atas dukungan Pemerintah AS. Setiap tahun Pemerintah AS menggelontorkan anggaran US$ 3,8 miliar (setara Rp 55 triliun). Sebanyak 69 persen persenjataan milik zionis Yahudi juga berasal dari Amerika Serikat.
Wahai kaum muslimin, nasib Gaza tidak ditentukan oleh bangsa lain, tetapi wajib oleh kalian sendiri. Allah ﷻ telah mewajibkan umat ini untuk mengusir para penjajah dari tanah air mereka. Allah ﷻ berfirman:
وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
Perangilah mereka (kaum kafir) di mana saja kalian jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).
Sungguh kaum Muslim memiliki sumber daya yang dahsyat. Cukup untuk mengusir dan menghancurkan zionis di tanah Palestina. Umat sebenarnya dikaruniai sumber daya alam seperti minyak bumi dan air yang sampai hari ini menjadi tumpuan entitas Yahudi. Kaum zionis juga masih harus melewati jalur daratan, pelayaran dan udara negeri-negeri Muslim untuk mengangkut berbagai logistik yang mereka butuhkan. Semestinya semua itu bisa digunakan untuk menekan dan menghancurkan entitas Yahudi dari tanah Palestina.
Apalagi umat memiliki kekuatan militer dan pasukan yang berlipat-lipat dibandingkan dengan pasukan Yahudi. Harusnya semua itu bisa digunakan untuk mengusir penjajah dari tanah air kaum Muslim. Bukan untuk mengawal kekuasaan rezim yang justru mendiamkan Gaza dan berangkulan dengan entitas Yahudi dan para pendukungnya.
Alhasil, jangan lupakan Gaza. Semakin nyata umat ini membutuhkan institusi Khilafah untuk melepaskan mereka dari berbagai penderitaan dan penjajahan. Termasuk untuk membebaskan Gaza.
Hikmah:
Nabi ﷺ bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Tidaklah beriman (secara sempurna) seseorang di antara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya. (HR al-Bukhari dan Muslim).
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Kaffah Edisi 378