Type Here to Get Search Results !

GAZA TERUS BERSIMBAH DARAH, SOLUSINYA JIHAD DAN KHILAFAH


Derita Muslim Gaza tak kunjung berhenti akibat agresi militer Yahudi. Sepanjang Ramadhan, bahkan saat Hari Raya Idul Fitri, warga Gaza terus berada dalam teror genosida Yahudi. Diperkirakan 1.309 warga Palestina tewas sejak zionis Yahudi kembali melanjutkan operasi militernya di Gaza pada 18 Maret 2025. Tentara Yahudi membunuhi pula tenaga medis, jurnalis dan relawan kemanusiaan.

Kaum Yahudi juga memblokade bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah Gaza. Akibatnya, 2,4 juta penduduknya terancam kelaparan dan kekurangan obat-obatan. Padahal dalam agresi militer sebelumnya, militer Yahudi sudah menghancurkan berbagai fasilitas kesehatan dan rumah sakit. Banyak warga Gaza tidak mendapatkan perawatan medis yang layak.


Wajib Dibela!


Siapa saja yang mengaku Muslim wajib memberikan pembelaan atas penderitaan yang dirasakan saudara seiman, termasuk kaum Muslim Gaza. Rasulullah ﷺ, telah berpesan:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR al-Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan pentingnya wujud rasa cinta kepada sesama Muslim. Bahkan Rasul ﷺ menafikan kesempurnaan iman seseorang sampai terwujud rasa kasih sayang kepada saudara seiman.

Seorang Muslim dengan sesama Muslim yang lain bukanlah individu yang terpisah. Mereka satu. Laksana satu tubuh. Demikian seperti yang disabdakan Rasulullah ﷺ:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan kaum Mukmin itu—dalam hal saling mengasihi, mencintai dan menyayangi—bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan demam (turut merasakan sakitnya) (HR al-Bukhari dan Muslim).

Apakah mungkin seseorang yang sakit mengabaikan bagian tubuhnya yang sakit? Tidak mungkin! Ia pasti akan terus merawat bagian tubuhnya tersebut sampai hilang penyakitnya. Begitu pula seharusnya sesama Muslim. Jangan sampai ada seorang Muslim pun yang mengabaikan penderitaan kaum Muslim lain di belahan dunia manapun, termasuk di Gaza.

Dalam hadis qudsi Allah ﷻ juga telah mengingatkan:

يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدنِي! قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أعُودُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ؟! قَالَ: أمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلاَناً مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَني عِنْدَهُ!
“Hai Anak Adam! Aku sakit, namun engkau tak menjenguk Aku!” (Anak Adam) berkata, “Tuhanku, bagaimana aku menjenguk Engkau, sementara Engkau adalah Tuhan seluruh alam semesta?” Allah menjawab, “Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku, si fulan, sakit, namun engkau tidak menjenguk dia? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguk dia, engkau akan mendapati Aku ada di sisinya?” (HR Muslim).

Karena itu setiap Muslim wajib sekuat tenaga memberikan perhatian, pembelaan dan pertolongan kepada kaum Muslim di Gaza. Bisa dengan memberikan bantuan harta, tenaga ataupun seruan dakwah. Termasuk senantiasa mendoakan mereka agar selalu mendapat pertolongan Allah, sekaligus mendoakan kehancuran untuk kaum zionis Yahudi dan negara-negara pendukungnya.


Seruan Jihad


Derita Gaza akhirnya mengundang fatwa jihad melawan zionis Yahudi. Sekretaris Jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), Ali al-Qaradaghi, menyerukan kepada semua negara Muslim pada Jumat (4/4) untuk: "Segera campur tangan secara militer, ekonomi dan politik untuk menghentikan genosida dan penghancuran menyeluruh ini, sesuai dengan mandat mereka."

Sekjen IUMS itu juga mengecam diamnya penguasa Arab dan Dunia Islam terhadap krisis di Gaza sebagai kejahatan besar.

Memang sudah nyata bahwa satu-satunya solusi yang sesuai ajaran Islam untuk mengatasi krisis Gaza adalah jihad fi sabilillah. Tidak lain dengan mengerahkan kekuatan militer untuk melindungi warga Gaza dan mengusir entitas Yahudi. Bukan dengan jalan diplomasi. Apalagi sekadar retorika basa-basi, yang selama ini dimainkan para pemimpin Arab dan Dunia Islam. Tidak cukup juga hanya dengan memerintahkan para imam dan khatib membacakan doa untuk kaum Muslim Gaza.

Al-Quran telah memerintahkan jihad defensif (jihad difaa’i) atas setiap invasi musuh yang ditujukan pada negeri-negeri Muslim. Allah ﷻ berfirman:

فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian (TQS al-Baqarah [2]: 194).

Allah ﷻ juga memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum Muslim:

وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ
Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).

Qadhi Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLâh, dalam Kitab Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah Jilid 2, menyatakan bahwa jihad adalah fardu ’ain saat kaum Muslim diserang oleh musuh. Dalam konteks Palestina, fardu ’ain ini bukan hanya berlaku untuk Muslim di sana, tetapi juga berlaku untuk kaum Muslim di sekitar wilayah Palestina saat agresi musuh tidak bisa dihadang oleh warga setempat.

Atas dasar itu, para penguasa negeri Muslim di sekitar Palestina wajib mengerahkan pasukan militer untuk menolong Muslim Gaza. Sikap berdiam diri para penguasa tersebut adalah kemaksiatan besar di hadapan Allah ﷻ. Sebabnya, Allah ﷻ telah memerintahkan:

وَإِنِ ٱسْتَنصَرُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ فَعَلَيْكُمُ ٱلنَّصْرُ
Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama, kalian wajib memberikan pertolongan (TQS al-Anfal [8]: 72).

Sayang, yang kita saksikan hari ini, para penguasa Arab dan Dunia Islam bukan saja berdiam diri. Mereka bahkan menutup rapat pintu perbatasan demi mencegah kedatangan pengungsi Gaza yang menderita. Ironinya, para penguasa Muslim itu membiarkan negerinya menjadi tempat kedatangan pesawat tempur AS untuk membantu zionis Yahudi. Mereka pun membuka pelabuhan untuk kapal-kapal pembawa minyak ke negeri Yahudi. Mereka juga masih membuka hubungan perdagangan dengan Yahudi.

Para penguasa Muslim itu sama sekali enggan menggerakkan jutaan tentara mereka, ribuan tank baja dan kendaraan tempur, pesawat jet dan pengebom serta drone militer yang mereka miliki. Semua dibiarkan tetap berada di barak-barak militer dan gudang persenjataan. Tak ada pertolongan yang mereka berikan untuk Gaza dan balasan atas kekejaman militer zionis Yahudi.

Inilah konspirasi besar para penguasa Arab dan Muslim dengan Amerika Serikat dan zionis Yahudi. Umat jangan terpedaya oleh retorika mereka. Sesungguhnya para penguasa Muslim itu mengamini genosida di Gaza dengan sikap berdiam dirinya itu. Mereka lupa bahwa jabatan dan kekuasaan mereka harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan tumpahnya darah seorang Mukmin. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ
Sungguh hilangnya dunia ini jauh lebih ringan bagi Allah dibandingkan dengan terbunuhnya seorang Mukmin tanpa haq (HR an-Nasa’i dan Tirmidzi).


Solusi Realistis: Khilafah


Sesungguhnya nestapa yang dialami penduduk Gaza menguatkan persoalan besar: umat ini begitu rapuh tanpa kekuatan besar yang melindungi mereka. Berbagai institusi internasional seperti PBB, Liga Arab, bahkan Organisasi Konferensi Islam (OKI) enggan menghentikan kebrutalan zionis Yahudi yang disokong Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.

Krisis Gaza juga menunjukkan bahwa entitas Yahudi begitu congkak dan brutal karena didukung oleh negara-negara besar. Amerika Serikat dan Uni Eropa selalu membela kepentingan Yahudi. Bantuan keuangan dan persenjataan terus mengalir untuk operasi militer di Gaza.

Bukankah ini menunjukkan bahwa umat memang membutuhkan kehadiran perisai untuk mereka, yakni Khilafah Islamiyah, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR Muslim).

Makna “Al-Imâm Junnat[un]” dijelaskan oleh Imam an-Nawawi: “Maksudnya, Imam (Khalifah) itu ibarat tameng. Dia mencegah musuh untuk menyerang (menyakiti) kaum Muslim, juga mencegah masyarakat untuk saling menyerang satu sama lain. Dia pun melindungi keutuhan Islam. Dia disegani oleh masyarakat dan mereka pun takut terhadap kekuatannya.” (Syarh an-Nawawi ’alaa Muslim, 12/541).

Wahai kaum Muslim! Persoalan Gaza, sebagaimana derita Muslim Myanmar, Muslim Uyghur, dll, tak akan Anda temukan solusinya secara tuntas tanpa kehadiran Khilafah Islam. Inilah satu-satunya institusi pemerintahan yang dituntut oleh syariah Islam, yang bisa menyelesaikan persoalan Gaza. Khilafahlah yang akan melindungi Palestina dan mengusir entitas Yahudi dari seluruh tanah Palestina. Karena itu mari kita tegakkan kembali Khilafah Islam. Khilafahlah yang akan mengurus umat dengan syariah Islam. Khilafah pula yang akan membebaskan tanah Palestina dengan jihad fi sabilillah.


Hikmah:

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
Kiamat tidak akan terjadi hingga kaum Muslim memerangi Yahudi. Lalu kaum Muslim membunuh mereka hingga setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun, batu dan pohon itu berkata, “Wahai Muslim! Wahai hamba Allah! Ini ada orang Yahudi di belakangku. Kemarilah dan bunuhlah dia!” Kecuali (pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi. (HR Muslim).

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Kaffah Edisi 388

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.